Kisah pernikahan poliandri wanita asal Vietnam ini tengah menjadi sorotan media setempat, bagaimana kehidupannya dengan tiga orang suami? Simak cerita selengkapnya.
Melansir Eva.vn pada Selasa 18 April 2023, wanita tersebut bernama Tam (52), tinggal di desa Hau Giang, Vietnam.
Belum lama ini, Tam memperkenalkan suami ketiganya yang masih muda, seorang pria asal desa Tay Ninh, Vietnam.
Banyak orang penasaran dengan sosok suami ‘bungsu’ Tam, yang berani menikahi seorang wanita tua dan sudah punya dua suami.
Maka agar publik tidak terus bertanya-tanya, Tam memperkenalkan suaminya yang masih muda, tidak peduli dengan cemooh tetangga dan orang-orang.
Suami kedua Tam yang bernama Phuc bahkan ikut bercerita tentang sosok pria muda ini.
Menurut Phuc, suami ketiga Tam baru saja datang berkunjung ke rumahnya untuk menemui Tam.
“Dia baru saja kembali dari Tay Ninh untuk mengunjungi saya dan istri saya.
Tapi dia hanya datang berkunjung, tidak berani tinggal di sini.
Dia memilih tinggal di rumah lain,” ungkap Phuc.
Phuc sendiri setuju dengan pilihan madunya itu untuk tinggal di rumah lain, sebab ia tidak mau Tam menjadi bahan omongan tetangga.
“Jika istri saya membawanya pulang, tetangga akan marah.
Saya memikirkannya berulang kali, jadi saya memutuskan untuk memberitahunya hal itu.
Saya sayang pada Tam dan tidak mau dia tersakiti karena omongan tetangga,” lanjut Phuc.
Tam melanjutkan cerita Phuc tentang suami ketiganya itu.
Menurut Tam, suami mudanya sempat beberapa waktu tinggal di Tay Ninh untuk mencari nafkah.
Tam marah lantaran ia tidak pernah menghubunginya selama itu.
“Kemarin dia baru menghubungi berkata akan datang ke Hau Giang untuk berkunjung.
Aku masih marah, tapi tidak menghentikannya,” ungkap Tam.
Saat suami ketiganya datang, Tam turut mengundang suami pertamanya yang bernama Hai untuk datang.
Ia ingin agar ketiga suaminya bisa berkumpul bersama.
“Agar keluarga kami bisa bersatu kembali,” ungkap Tam.
Tam kemudian melanjutkan cerita bagaimana ia bisa hidup dengan tiga suami sekaligus.
Tam mengatakan jika ada hal yang terjadi, maka hal tersebut pertama kali dilaporkan pada suami pertamanya.
Ini adalah cara Tam untuk menunjukkan hormatnya pada suami pertama.
Dia juga terang-terangan meminta pada semua suaminya untuk bersikap toleran dan saling menerima satu sama lain.
Awalnya, Phuc si suami kedua keberatan menerima kondisi ini.
Namun secara perlahan ia mulai mengenal suami pertama dan ketiga sang istri.
Semakin hari semakin kenal, Phuc kini bahkan tidak canggung lagi untuk tidur seranjang dengan mereka.
“Hai dan aku sudah lama tinggal bersama, jadi kami sudah bisa saling memahami.
Saya menghormati cara hidupnya.
Saya menghormati dia sebagai kakak tertua dalam keluarga.
Oleh karena itu, saya tidak pernah merasa risih ketika melihat istri dekat dengannya.
Untuk suami ketiga, saya masih berusaha.
Dia lebih muda dari kami, jadi kadang ada perasaan cemburu.
Tapi saya berusaha menerima,” ungkap Phuc.
Bagian tersulit yang masih dihadapai Phuc adalah omongan orang di sekitarnya.
Sementara suami pertama dan ketiga Tam tidak banyak berbicara.
Suami ketiga bahkan tidak mau melepas masker yang menutupi wajahnya.
Sedangkan untuk masalah ekonomi, empat orang ini saling bahu-membahu bekerja.
Tam akan menerima nafkah dari ketiga suaminya, kemudian mengelola uang untuk kepentingan bersama.
Tam diketahui bekerja sebagai penjual kerang di pasar, sedang tiga suaminya adalah penjual tiket lotere dengan penghasilan yang cukup untuk hidup dengan baik.