Pembantaian tentara Israel terhadap warga Gaza masih terus berlangsung. Bahkan sekelompok anak-anak, wanita dan orang dewasa lainnya yang sedang mengtre untuk mendapatkan roti ditembak tentara zionis.
“Orang-orang yang mengantri untuk mendapatkan sepotong roti untuk dikupas, dibagi-bagi, puluhan orang tewas, puluhan lainnya terluka, semuanya warga sipil yang tidak bersalah”, kata Mohammed Abu Salimi, dilansir Al Jazeera, Kamis (2/11).
“Kemarin ratusan tewas di Jabalia, hari ini di toko roti Gaza, itu pembunuhan berencana,” sambungnya.
Penembakan brutal itu terjadi di toko roti dekat Rumah Sakit al-Shifa.
“Perempuan, anak-anak, warga sipil yang tidak bersalah dan tidak bersenjata sedang berbaris… dibunuh tanpa pandang bulu,” jelasnya
Unit perawatan intensif dan gawat darurat di Al-Shifa sudah penuh dan tak mampu menampung para korban.
“Setiap tempat tidur penuh. Kita kelebihan muatan, kita kehabisan obat-obatan, kita kehabisan pasokan medis,” katanya.
Youmna ElSayed dari Al Jazeera, melaporkan dari Gaza, mengatakan bahwa toko roti tersebut “kurang dari satu kilometer” dari rumah sakit. Hanya ada “beberapa toko roti yang tersisa di Gaza,” tambahnya. “Sebagian besar toko roti menjadi sasaran atau dihancurkan” dalam serangan udara Israel.
Israel, Hamas dan Mesir Sepakat Buka Jalur Evakuasi Terbatas dari Gaza
Evakuasi terbatas dari Jalur Gaza disepakati oleh Mesir, Israel, dan Hamas. Kesepakatan ini berkat mediasi Qatar dengan koordinasi dengan Amerika Serikat (AS).
Keterangan itu disampaikan oleh sumber kantor berita Reuters pada Rabu (1/11).
Nantinya lewat kesepakatan ini maka pemegang paspor asing dan korban luka berat diizinkan meninggalkan Gaza lewat perbatasan Rafah.
Meski demikian, sumber tak memberi tahu batas waktu kapan evakuasi ini akan dibuka.
Kesepakatan ini juga tidak mencakup isu-isu negosiasi Hamas dengan Israel seperti pelepasan sandera mau pun jeda kemanusiaan.
Krisis di Gaza terjadi akibat perang yang pecah antara Hamas-Israel pada 7 Oktober 2023. Israel yang membalas serangan Hamas membombardir Gaza setiap harinya lewat udara hingga darat.
Setelah hampir sebulan berperang sampai sekarang belum ada tanda-tanda perang usai. Meski demikian, Hamas berjanji akan segera melepaskan 200 sandera dalam waktu dekat.
Hamas tidak memberikan jangka waktu kapan sandera akan dibebaskan.
Yaman Nyatakan Perang Lawan Israel, Dukung Palestina dalam Konflik Gaza
Juru bicara angkatan bersenjata Yaman, Brigadir Jenderal Yahya Saree mengumumkan akan memberi dukungan kuat bagi warga Palestina.
Jenderal Yahya Saree mengumumkan pernyataan tersebut dari Ibu Kota Yaman, Sana’a pada Selasa (31/10/2023).
Ia mengatakan Yaman telah meluncurkan sejumlah besar rudal balistik bersama dengan sejumlah drone.
Rudal dan drone tersebut ditargetkan di berbagai lokasi di wilayah pendudukan Palestina.
Serangan rudal dan drone ini adalah operasi ketiga dari serangkaian aksi untuk mendukung saudara-saudaranya di Palestina.
“Angkatan Bersenjata Yaman mengonfirmasi bahwa mereka akan terus melakukan serangan kualitatif dengan rudal dan drone sampai agresi Israel berhenti,” kata pernyataan militer Houthi yang disiarkan di TV Al-Masirah, dikutip dari Al Arabiya.
Saree mengatakan serangan ini akan terus berlanjut sampai Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menghentikan operasi di sektor Gaza.
“Posisi rakyat Yaman terhadap perjuangan Palestina adalah tetap dan berprinsip dan rakyat Palestina mempunyai hak penuh untuk membela diri dan menggunakan hak penuh mereka,” kata Jenderal Saree, dikutip dari Samaa.tv.
Mengutuk Invasi Gaza
Selain meluncurkan serangan, Jenderal Saree juga mengutuk invasi Gaza yang sedang berlangsung.
Ia menuduh invasi tersebut dilakukan dengan dukungan Amerika Serikat dan keterlibatan rezim tertentu.
Jenderal Saree menggarisbawahi komitmen teguh Yaman terhadap perjuangan Palestina.
Dia juga bersumpah bahwa Yaman akan terus melakukan serangan rudal dan drone yang lebih tepat kecuali agresi Israel berhenti.
“Invasi Gaza dilakukan dengan dukungan Amerika Serikat dan keterlibatan beberapa rezim,” tegas Jenderal Saree.
Dengan demikian, Yaman adalah negara Arab pertama yang mendeklarasikan perang melawan Israel sejak tahun 1973.
Mengenal Kamp Jabalia di Gaza, Rumah Bagi Ratusan Ribu Pengungsi Palestina yang Dibombardir Israel
Israel melancarkan serangan udaranya di kamp pengungsian padat penduduk Jabalia di Gaza utara, Selasa (31/10/2023) kemarin.
Akibat serangan tersebut, 50 orang dinyatakan tewas dan 150 lainnya terluka.
Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Letkol Richard Hecht mengatakan, Hamas telah bersembunyi di belakang warga sipil.
Militer Israel mengatakan Hamas telah membangun infrastruktur teroris di bawah pemukiman, dan mengklaim operasi tersebut menewaskan seorang pemimpin Hamas.
Lantas, apa itu Kamp Jabalia?
Dikutip dari Badan Bantuan dan Kerja PBB (UNRWA), Jabalia adalah kamp pengungsi terbesar dari delapan kamp pengungsi di Jalur Gaza.
Lokasi Kamp Jabalia berada di utara Kota Gaza, dekat dengan desa yang namanya sama.
Setelah perang pada tahun 1948, para pengungsi menetap di kamp tersebut, sebagian besar melarikan diri dari desa-desa di Palestina selatan.
Saat ini, luas kamp tersebut hanya 1,4 kilometer persegi dengan 116.011 pengungsi yang terdaftar di UNRWA.
Blokade Gaza Buat Kehidupan Makin Sulit
Blokade yang terjadi di Gaza membuat pengungsi di Kamp Jabalia semakin sulit.
Tingkat pengangguran meningkat secara dramatis, dan semakin sedikit keluarga yang mampu menghidupi dirinya sendiri.
Selama bertahun-tahun, sebagian besar penduduk, yang tadinya mampu mencukupi kebutuhan sendiri, kini bergantung pada program bantuan pangan UNRWA.
Kebersihan dasar juga menjadi perhatian besar di kamp tersebut, dengan 90 persen air tidak layak untuk dikonsumsi manusia.
Jabalia adalah kamp yang paling dekat dengan perbatasan Erez antara Jalur Gaza dan Israel.
Menurut OCHA, sebelum intifada kedua, lebih dari 21.000 warga Palestina melintasi Erez untuk bekerja di Israel setiap hari.
Kebijakan baru diterapkan pada awal intifada kedua pada bulan September 2000, dan diperketat setelah Juni 2007 setelah pengambilalihan Jalur Gaza oleh Hamas.
Berdasarkan kebijakan baru ini, hanya orang-orang yang termasuk dalam kategori tertentu yang ditetapkan Israel yang berhak mendapatkan izin keluar, dan harus melalui pemeriksaan keamanan.
Kebanyakan masyarakat Palestina di Gaza tidak memenuhi syarat untuk mengajukan izin keluar.
Dalam beberapa tahun terakhir, kelayakan untuk keluar masuk Erez telah diperluas hingga mencakup pasien yang dirujuk untuk perawatan medis di luar Gaza.
Selain itu, juga termasuk pedagang, staf organisasi internasional, dan kasus kemanusiaan luar biasa.
Menurut OCHA , pada Juni 2023, 42.220 orang diizinkan keluar Jalur Gaza, sementara 55.689 orang diizinkan masuk.
Israel Klaim Bunuh Komandan Hamas di Jabalia
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim telah membunuh seorang komandan Hamas saat melakukan serangan udara di Kamp Jabalia.
IDF mengatakan serangan udara di Jabalia, kamp pengungsi terbesar di Gaza, telah menewaskan Ibrahim Biari, seorang komandan Hamas.
Lusinan pejuang Hamas berada di kompleks terowongan bawah tanah yang sama dengan Biari juga tewas.
“Saya akan melakukan apa saja untuk menghancurkan Hamas sepenuhnya. Saya berkomitmen untuk itu. Itu adalah perang (untuk) masa depan Israel – tidak kurang dari itu,” kata Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, dikutip dari Reuters.
“Hamas punya dua pilihan – dibunuh atau menyerah tanpa syarat,” lanjutnya.
Sementara itu, Juru Bicara Hamas, Hazem Qassem membantah ada komandan senior yang berada di kamp tersebut.
Qassem mengatakan, klaim tersebut sebagai dalih Israel untuk membunuh warga sipil.
Hamas mengatakan ada 400 orang tewas dan terluka di Jabalia, yang menampung keluarga pengungsi akibat perang dengan Israel sejak tahun 1948.
Ledakan itu meninggalkan kawah besar yang dikelilingi reruntuhan bangunan.
Israel berulang kali memperingatkan warga Gaza untuk mengungsi dari wilayah utara dan meski banyak yang pergi ke selatan, banyak yang tetap tinggal.
- Mukjizat Bagiku, Betharia Sonata Nangis Haru Rinoa Cabut Laporan Atas Leon Dozan,Ikhlas Memaafkan - 02/12/2023
- Tipu Muslihat Israel: Minta Warga Khan Younis Mengungsi ke Rafah,Sesampai Sana Mereka Dibombardir - 02/12/2023
- Usai Marah ke Agus Rahardjo, Jokowi Tanya ke Pratikno: Sprindik Itu Apa Toh? - 02/12/2023