Eropa kini dibuat panas dingin oleh Qatar. Pasalnya, negara penghasil migas dunia mengancam akan menghentikan ekspor minyak ke Benua Biru jika Israel terus menyerang Palestina.
Bila ekspor gas benar dihentikan, maka Eropa bakan semakin kesulitan menjelan musim dingin nanti. Pasalnya pasokan gas untuk penghangat sudah tekor, setelah Rusia juga menghentikan ekspor pasca invasi ke Ukraina.
Pemerintah Qatar berencana akan menghentikan ekspor gas ke Eropa dan pasar global, apabila perang antara Israel dengan militan Palestina Hamas tak kunjung dihentikan.
“Qatar mengancam bahwa jika pemboman di Gaza tidak berhenti, mereka akan berhenti mengirimkan gas ke dunia!” ujar cuitan pengguna akun media sosial X, Qatar_Affairs.
Cuitan tersebut viral di platform X tepat setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan perang dan bersumpah negaranya akan melakukan balas dendam atas serangan yang dilakukan pasukan Hamas.
Juru bicara pemerintahan Qatar hingga kini belum mengeluarkan pernyataan terkait kebenaran informasi ini, namun Profesor Studi Timur Tengah dari Universitas Hamad bin Khalifa di Qatar, Marc Owen, menyebut berita tersebut adalah informasi palsu.
Menurut Owen, informasi yang disampaikan Qatar Affairs belum dapat dibuktikan kebenarannya, terlebih pada tahun 2017 silam akun ini pernah ditangguhkan dari platform X karena kerap menyebarkan berita misinformasi kepada publik.
“Dia menyamar sebagai akun berita yang sah dan sebagian besar konten mereka dirancang agar terlihat seperti akun berita standar Qatar, [tetapi] banyak disinformasi,” ujar Owen ke Doha News.
“Taktiknya selalu sama, yakni memberikan kesan masuk akal sehingga masyarakat lebih cenderung mempercayai berita palsu,” tambah Owen.
Meski informasi yang disampaikan Qatar_Affairs palsu, namun apabila ancaman itu benar – benar terjadi maka hal tersebut akan berdampak negatif bagi sentimen pasar global. Mengingat Qatar merupakan salah satu negara eksportir gas terbesar di dunia dengan total ekspor mencapai 106,8 miliar meter kubik pada tahun lalu.
Sebagai informasi belakangan diketahui sejumlah pejabat Qatar diam – diam rutin menyuarakan dukungan terhadap warga Palestina.
Seperti Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani yang menyerukan dunia untuk mendukung rakyat Palestina dalam menemukan solusi politik yang adil.
Pernyataan tersebut dilontarkan Sheikh Tamim saat berpidato pada sidang ke-78 Majelis Umum PBB di New York, akhir pekan lalu.
Untuk mencegah bertambahnya korban jiwa akibat perang Hamas dengan Israel, Qatar mengungkap bahwa pihaknya saat ini tengah berupaya mengadakan panggilan darurat dengan para pejabat Hama.
Menurut sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut, pembicaraan tersebut digelar dengan maksud untuk menegosiasikan kebebasan bagi perempuan dan anak-anak Israel yang ditawan.
Adapun negosiasi ini dilangsungkan Qatar melalui koordinasi dengan Amerika Serikat (AS) sejak Sabtu (7/10/2023).
Hamas Minta Warga Gaza Tetap di Rumah Meski Israel Perintahkan Evakuasi
Masjid-masjid di Jalur Gaza meminta warganya tidak meninggalkan rumah pada Jumat (13/10). Seruan disampaikan untuk merespons perintah Israel yang meminta warga segera ke selatan.
Diduga perintah itu disampaikan lantaran Israel akan meluncurkan serangan darat ke Gaza yang dikuasai Hamas. Israel telah melancarkan serangan ke Gaza sejak akhir pekan lalu demi membasmi Hamas.
Aksi Israel adalah respons serangan mendadak Hamas yang dilakukan ke wilayah Israel.
Meski serangan darat belum terjadi, Israel sudah menyerbu Gaza lewat udara. Ribuan warga Palestina di Gaza menjadi korban jiwa.
Serangan darat diprediksi makin nyata tak hanya karena perintah pemindahan warga. Israel mengerahkan tank ke perbatasan gaza.
“Warga sipil di kota Gaza, evakuasi ke selatan untuk keselamatan diri sendiri dan keselamatan keluarga, dan jauhkan diri kalian dari Hamas yang menggunakan kalian sebagai perisai hidup,” kata militer Israel seperti dikutip dari Reuters.
“Hamas sembunyi di terowongan di bawah rumah kalian dan di gedung-gedung yang ditempati warga sipil tak bersalah,” sambung mereka.
Merespons Israel jubir Kementerian Dalam Negeri Hamas, Eyad Al-Bozom, meminta negara-negara Arab mendukung mereka melawan gempuran Negara Yahudi itu.
“Kami memberi tahu warga di utara Gaza dan dari Gaza City, tetap di rumah dan kediaman anda. Dengan membantai warga sipil, penjajah ingin sekali lagi memisahkan kami dari tanah kami,” kata Al-Bozom.
Vladimir Putin: Akui Negara Palestina dan Beri Ibu Kota,Baru Israel Bisa Damai
Presiden Rusia, Vladimir Putin angkat bicara soal perang Israel dan Hamas.
Menurut Putin, Israel tentu mempunyai hak untuk membela diri terhadap serangan Hamas.
Pun, konflik jangka panjang hanya bisa tercapai saat Palestina diakui sebagai sebuah negara, khususnya oleh Israel sendiri.
Presiden Rusia Vladimir Putin yakin, negara Palestina, seperti yang diusulkan oleh PBB, dapat menyelesaikan konflik dalam jangka panjang.
Pemimpin Rusia tersebut menegaskan kembali keprihatinan Moskow atas meningkatnya kekerasan di Timur Tengah, dan menekankan bahwa ribuan warga sipil Israel dan Palestina telah terbunuh atau terluka sejak Sabtu lalu ketika Hamas melancarkan serangan mendadak keluar dari Gaza.
Israel menjadi sasaran “serangan yang kebrutalannya belum pernah terjadi sebelumnya.
“Dan Israel tentunya mempunyai hak untuk mempertahankan diri, untuk memastikan keberadaannya yang damai,” kata pemimpin Rusia tersebut.
Putin menegaskan kembali posisinya bahwa krisis yang sedang berlangsung disebabkan oleh kegagalan kebijakan luar negeri AS.
“Amerika, yang didukung oleh negara-negara satelitnya di Eropa, mencoba memonopoli penyelesaian di Timur Tengah, namun tidak peduli untuk menemukan kompromi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak,” kata Putin.
“Garis sepihak AS selama bertahun-tahun telah membuat situasi semakin menemui jalan buntu,” tambah Putin.
Putin menambahkan kalau aktivitas perluasan pemukiman Israel berkontribusi pada terganggunya proses perdamaian.
Ground Fighting Hamas-Israel Bikin Cemas Putin
Laporan bahwa Israel akan segera melancarkan operasi darat di Gaza semakin memicu kekhawatiran Rusia, menurut sang presiden.
“Penggunaan perangkat keras militer yang berat di daerah perkotaan “adalah sebuah hal yang sulit dan dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi semua pihak,” sementara jika tidak melakukan hal tersebut akan membuat potensi operasi menjadi lebih sulit,” katanya.
Putin juga menambahkan kalau korban sipil kemungkinan besar akan benar-benar besar dan ‘tidak dapat diterima.”
Pemimpin Rusia tersebut kembali menyerukan deeskalasi dan mengatakan, penerapan proposal dua negara yang didukung PBB, yang mana negara Palestina akan memiliki ibu kota di Yerusalem Timur.
Solusi ini tampaknya merupakan satu-satunya cara menuju perdamaian abadi di Timur Tengah. .
Putin mengungkapkan hal itu saat berbicara di Kyrgyzstan pada pertemuan para pemimpin Persemakmuran Negara-Negara Merdeka.
Konferensi ini adalah sebuah KTT antarpemerintah yang menyatukan negara-negara yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet.
Di tengah seruan Putin tersebut, Israel melontarkan sumpahnya untuk melenyapkan Hamas atas serangannya.
Militer Israel telah mengepung Gaza.
Pada hari Kamis, Israel memerintahkan semua orang yang tinggal di bagian utara wilayah pesisir (lebih dari 1 juta orang) untuk pindah ke selatan dalam waktu 24 jam demi keselamatan pribadi mereka.
- Mukjizat Bagiku, Betharia Sonata Nangis Haru Rinoa Cabut Laporan Atas Leon Dozan,Ikhlas Memaafkan - 02/12/2023
- Tipu Muslihat Israel: Minta Warga Khan Younis Mengungsi ke Rafah,Sesampai Sana Mereka Dibombardir - 02/12/2023
- Usai Marah ke Agus Rahardjo, Jokowi Tanya ke Pratikno: Sprindik Itu Apa Toh? - 02/12/2023