Mengenal Immunophenotyping, Metode untuk Mendeteksi Penyakit Leukemia



loading…

Banyak belum diketahui masyarakat umum, yuk mengenal immunophenotyping atau metode untuk mendeteksi penyakit leukemia. / Foto: ilustrasi/Freepik

JAKARTA – Mari mengenal immunophenotyping atau metode untuk mendeteksi penyakit leukemia. Ya, leukemia atau kanker darah itu ternyata kini sudah bisa dideteksi dengan pemeriksaan medis.

Secara teori, immunophenotyping dengan flow cytometry adalah metode laboratorium yang dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya penanda sel darah putih (WBC) yang disebut antigen. Antigen ini adalah struktur protein yang ditemukan pada atau di dalam leukosit.

Pemeriksaan ini mungkin berguna dalam membantu mendiagnosis, mengklasifikasikan, mengobati, dan menentukan prognosis kanker leukemia .

Tujuan Dilakukannya Pemeriksaan Immunophenotyping

Seperti dijelaskan sebelumnya, pemeriksaan ini dilakukan untuk banyak tujuan. Apabila Anda memiliki faktor risiko leukemia, maka metode immunophenotyping ini bisa dilakukan untuk membantu mendiagnosa dan mengklasifikasikan leukemia.

Selain itu, tujuan pemeriksaan ini adalah membantu memandu pengobatan yang tepat, sehingga perawatan bisa lebih maksimal dan pasien berpotensi sembuh lebih tinggi.

“Bahkan, immunophenotyping juga bisa dilakukan untuk membantu menentukan prognosis atau pun mendeteksi dan mengevaluasi sel leukemia atau limfoma yang tersisa setelah pengobatan atau saat penyakit kambuh,” jelas laporan Testing, seperti dikutip pada Kamis (18/5/2023).

Kapan Sebaiknya Seseorang Melakukan Pemeriksaan Immunophenotyping?

Dijelaskan dalam laman Testing bahwa pemeriksaan ini diperlukan ketika seseorang memiliki tanda atau gejala yang menurut praktisi kesehatan mungkin disebabkan oleh leukemia.

Contoh tanda atau gejala kanker leukemia meliputi:

1. Merasa lelah atau lesu, lemas.
2. Kehilangan berat badan atau nafsu makan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
3. Sesak napas selama melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Kulit pucat.
5. Mudah berdarah atau memar.
6. Demam.
7. Nyeri tulang dan sendi.
8. Pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati, ginjal, dan atau testis.
9. Sakit kepala.
10. Muntah.
11. Keringat malam.



Source link

Leave a Comment

A note to our visitors

This website has updated its privacy policy in compliance with changes to European Union data protection law, for all members globally. We’ve also updated our Privacy Policy to give you more information about your rights and responsibilities with respect to your privacy and personal information. Please read this to review the updates about which cookies we use and what information we collect on our site. By continuing to use this site, you are agreeing to our updated privacy policy.