Gregorius Ronald Tannur (31), putra anggota DPR RI dari fraksi PKB Edward Tannur asal Nusa Tenggara Timur menganiaya seorang wanita Dini Sera Afrianti (29) hingga tewas.
Peristiwa bermula Gregorius Ronald Tannur (GRT) dan Dini bersama beberapa teman mereka berkaraoke di salah satu tempat hiburan malam dalam gedung pusat perbelanjaan kawasan Jalan Mayjend Yono Suwoyo, Pradah Kali Kendal, Dukuh Pakis, Surabaya, sejak Selasa (3/10/ ) malam.
Kemudian, sekitar pukul 00.30 WIB pada Rabu (4/10/ ) dini hari, kedua sejoli tersebut terlibat pertengkaran di area parkir basement pusat perbelanjaan tersebut.
“Korban dan pelaku sempat cekcok. Pelaku kemudian memukul korban hingga mengalami luka memar di sekujur tubuhnya,” ujar Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Pasma Royce dalam konferensi pers, di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (6/10/2023).
Berdasarkan hasil Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tersangka, Pasma mengatakan, GRT melakukan kekerasan fisik kepada Dini.
Tersangka GRT menendang kaki kanan dan memukul kepala Dini menggunakan botol minuman Tequila, sebanyak dua kali.
“Posisi GRT masuk mobil dijalankan, lalu parkir kanan. Padahal posisi korban duduk di sebelah kiri sehingga korban terlindas, sampai terseret kurang lebih 5 meter,” jelasnya saat rilis ungkap kasus di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (6/10/2023).
Kemudian, tersangka GRT sempat membawa korban ke rumah sakit terdekat. Namun, nyawa korban tak dapat terselamatkan.
Disinggung mengenai motif tersangka GRT melakukan serangkaian kekerasan fisik terhadap korban, Kombes Pasma Royce mengatakan, pihaknya masih mendalami mengenai motif tersangka GRT melakukan perbuatan kekerasan fisik terhadap Dini yang dipacarinya selama lima bulan.
“Kami masih mendalami motif pelaku. Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku mengakui perbuatannya,” katanya.
Hasil Autopsi Jasad Korban
Tim Forensik RSUD dr Soetomo Surabaya, dr Renny mengatakan dari hasil autopsi yang dilakukan pihaknya pada Rabu (4/10/2023) malam hingga Kamis (5/10/2023) pagi, ditemukan banyak luka pada tubuh korban.
Dia mengatakan, pihaknya telah mengantongi bukti jika ada luka dalam dan luar.
“Pada pemeriksaan luar, kami temukan luka memar kepala sisi belakang, kemudian pada leher kanan-kiri, pada anggota gerak atas,” kata dr Renny, Jumat (6/10/2023).
Kemudian, ditemukan juga luka pada dada kanan dan tengah, pada perut kiri bawah, lutut kanan, pada tungkai kaki atas atau paha, dan pada punggung kanan.
“Dan ditemukan luka lecet pada anggota gerak atas,” imbuhnya.
Sedangkan pada pemeriksaan dalam, ada beberapa bagian tulang yang mengalami patah.
Ditambah lagi, bagian tubuh vital juga mengalami pendarahan.
“Kami temukan resapan darah pada otot leher kulit kanan-kiri, patah tulang pada tulang iga 2 sampai 5, ada luka memar pada organ paru dan luka pada organ hati,” kata dr Renny.
Pelaku Buat Laporan Palsu
Sebelum kasus terungkap, pelaku ternyata sempat membuat laporan palsu atas meninggalnya Dini.
Tim Kuasa Hukum keluarga Dni, Dimas Yemahura Al Farauq menyebut, GRT datang melapor ke Polsek Lakarsantri.
Dalam laporan itu, tersangka menyebut Dini meninggal karena sakit asam lambung.
“Jadi begini kami juga mengkritisi karena RT, kami kuat dugaan melakukan laporan palsu ke Polsek Lakarsantri, dia melaporkan bahwasanya ada orang yang meninggal karena sakit asam lambung atau jantung,” kata Dimas dikutip Jumat (6/10/2023 ).
Dimas menyesalkan, polisi langsung menyimpulkan Dini meninggal karena sakit.
Bahkan polisi mengeluarkan statement kepada media.
“Seharusnya seorang Kapolsek menunggu proses visum atau autopsi tapi mereka sudah memberi statement seperti itu dan pada saat itu, jika kami Tim Kuasa Hukum tidak melakukan tindak lanjut melaporkan ke pihak Polrestabes Surabaya, tentunya kasus hilangnya nyawa seorang perempuan ini tidak akan pernah terungkap dengan benar dan adil,” kata dia.
Dalam kesempatan ini, Dimas berharap tersangka dapat mempertanggungjawabkan aksi bengisnya itu.
Dimas berharap tidak ada intervensi dari pihak manapun termasuk ayah tersangka.
“Kami sebagai Tim Kuasa Hukum akan mengawal dengan ketat dan kami ada target-target yang akan kami capai dalam proses ini terhadap saudari Andini,” ungkap Dimas.
Dalam kasus ini, GRT dikenakan pasal berlapis, tentang penganiayaan mengakibatkan orang lain tewas. Yakni Pasal 351 ayat 3 dan 359 KUHP. GRT terancam dipenjara selama 12 tahun.
Sosok GRT Anak Anggota DPR Asal NTT yang Diduga Aniaya Pacar hingga Tewas Punya Karir Mentereng
GRT anak anggota DPR RI asal NTT jadi sorotan karena kesadisaanya menganiaya sang pacar, Dini Sera Afrianti alias DSA hingga tewas.
Usut punya usut ternyata GRT bukan orang biasa, dia punya bisnis dan riwayat pekerjaanya yang mentereng.
Ayahnya seorang anggota DPR RI dari PKB dari asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Edward Tannur.
Berikut ini sosok Gregorius Ronald Tannur (GRT) pelaku pembunuhan DSA, janda muda di Surabaya.
Sebelumnya, DSA dibunuh di tempat karaoke Surabaya Jawa Timur.
Kuasa hukum korban, Dimas Yemahura mengatakan GRT merupakan pacar dari DSA.
GRT kini telah dilaporkan atas kasus penganiayaan yang mengakibatkan kematian.
“GRT ini masih jadi pacar. Atau teman dekat DSA. R ini anak salah satu pejabat dewan DPR RI,” ungkapnya, Kamis 5 Oktober , dikutip dari TribunJatim.com.
Ia meminta anggota keluarga GRT juga turut bertanggung jawab atas kasus ini lantaran korban dianiaya hingga tewas.
“Meski proses hukum berjalan dan berlanjut kami ingin melihat sifat kenegarawanan dan tanggug jawab dari seorang pejabat dan keluarganya terhadap nasib DSA,” tuturnya.
Sosok GRT
Berdasarkan penulusuran GRT kini berumur 31 tahun. Dia berprofesi sebagai investor saham yang pernah tercatat memiliki kepemilikan PT Bekasi Asri Pemula, TBK pada tahun 2022.
Ia pernah beberapa kali tercatat sebagai mahasiswa namun tidak sampai lulus.
Seperti pada tahun 2009, GRT pernah kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IEU dengan prodi Manajemen.
Masih di tahun yang sama, pria ini juga tercatat sebagai mahasiswa Universitas Kristen Petra program studi Ilmu Komunikasi.
Sementara itu di akun Facebook GRT mengaku pernah berkuliah di Holmes Institute Melbourne.
Dalam biografi akunnya juga terdapat informasi berupa riwayat pekerjaannya yang begitu mentereng.
Di antaranya, dia pernah bekerja di FWD Insurance Indonesia sebagai Closing Agent pada tahun 2015.
Selanjutnya, pada tahun 2016-2020 ia pernah bekerja sebagai Sastek Operator di Southern Meats.
Dan informasi pekerjaan terbarunya itu pada tahun 2018 bekerja di Voyages Ayers Rock Resort.
Kronologi penganiayaan di tempat karaoke di Surabaya
Penganiayaan janda cantik Dini Sera Afrianti (DSA) berusia 29 tahun di tempat karaoke di Surabaya ternyata terbilang cukup sadis.
Pengacara DSA, Dimas Yemahura mengungkapkan korban diajak oleh GRT untuk karaoke di Blackhole KTV.
Namun sekitar pukul 00.00 WIB tengah malam, GRT melakukan penganiayaan sadis terhadap DSA.
Wanita itu ditendang dan dipukuli oleh GRT di ruang karaoke.
Aksi GRT ternyata disaksikan oleh teman-teman DSA dan GRT yang juga ikut karaoke.
Namun, mereka diduga tidak berusaha menolong korban.
“Saksinya (penganiayaan) ada. Ada teman-teman (korban dan pelaku) yang di room karaoke kan. Penganiayaan dimulai di room itu, (korban) sudah ditendang dipukul,” kata Dimas saat berada di kamar jenazah RSUD dr. Soetomo, Kamis 5 Oktober .
Keduanya kemudian cekcok panas sepanjang lobby Blackhole KTV hingga parkiran.
Penganiayaan terhadap DSA semakin brutal begitu sampai di parkiran.
DSA diduga sempat diseret pelaku, bahkan tangan korban juga dilindas mobil oleh pelaku.
Hal ini terbukti dari hasil pemeriksaan jenazah, tangan korban ditemukan bekas ban mobil.
“Jadi (korban) sempat terseret. Dan di tangan kanannya ada bekas ban mobil. Diduga (korban) dilindas pelaku di bagian tangan kanannya itu,” jelas Dimas.
Penganiayaan yang dilakukan R secara bertubi-tubi itu membuat DSA akhirnya terkapar.
Bukannya berusaha menolong, pelaku malah menggotong tubuh DSA dan memasukkannya ke bagasi mobil hingga ke sebuah rumah sakit.
Punya Firasat Jelang Kematian
Dini juga sempat mengirim voice note yang berisi keluhan ketika dianiaya oleh GRT.
Bukti voice note itu sudah dikantongi oleh kuasa hukum dan diserahkan kepada pihak kepolisian.
“Dini bilang intinya dia enggak tahu salah apa kok sampai ditendang dan dipukuli di room karaoke itu,” ujar Dimas, Kamis 5 Oktober 2023.
DSA memiliki akun TikTok bernama Bebyandine.
Satu hari sebelumnya, dia mengunggah sebuah postingan.
“Ceweknya mati-matian jaga hati buat cowoknya, eh cowoknya mati-matian buat matiin ceweknya,” demikian tulisan di akun @bebyandine.
Unggahan itu ramai dikomentari warganet dan menjadi viral.
- Mukjizat Bagiku, Betharia Sonata Nangis Haru Rinoa Cabut Laporan Atas Leon Dozan,Ikhlas Memaafkan - 02/12/2023
- Tipu Muslihat Israel: Minta Warga Khan Younis Mengungsi ke Rafah,Sesampai Sana Mereka Dibombardir - 02/12/2023
- Usai Marah ke Agus Rahardjo, Jokowi Tanya ke Pratikno: Sprindik Itu Apa Toh? - 02/12/2023