Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, bicara soal perkembangan perang antara Hamas dengan Israel. Sudarnoto menyoroti perkembangan terakhir konflik yang sudah menimbulkan ribuan korban jiwa tersebut.
Sudarnoto mengatakan, Israel saat ini tengah kalap menghadapi perlawanan Hamas.
“Israel telah kalap dalam menghadapi perlawanan Hamas dan semua faksi Palestina untuk merebut kemerdekaan yang telah direnggut dalam waktu yang panjang,” kata Sudarnoto dalam keterangannya, Minggu (15/10).
“Kekalapan dan kekalutan itu nampak dengan kasat mata dari serangan-serangan masif dan membabi buta bahkan kepada orang-orang yang tidak berdosa,” sambungnya.
Dia menyebut, kondisi saat ini Israel melakukan blokade dan ancaman terhadap semua bantuan internasional kemanusiaan. Israel disebut melanggar hukum internasional.
“Memperlihatkan kepada dunia bahwa Israel sudah tidak peduli kepada prinsip-prinsip kemanusiaan, melanggar hukum internasional, ” ucapnya.
Dalam keterangannya, Sudarnoto juga menyinggung soal Amerika dan NATO yang dinilai seharusnya mampu memperlihatkan diri sebagai negara besar dan terhormat. Tidak memberikan pernyataan dan melakukan tindakan-tindakan yang memicu peperangan lebih besar.
“Saya menyesalkan pernyataan Lloyd J. Austin Sekretaris Pertahanan Pentagon 14 Oktober yang mengirimkan pasukan Amerika the Eisenhower CSG dengan alasan akan membantu menghancurkan Hamas. Pernyataan ini sangat kontraproduktif karena akan mengancam kemanusiaan di Palestina,” ucapnya.
“Cara-cara ini juga justru akan menghancurkan reputasi Amerika sendiri. Yang seharusnya dilakukan oleh Amerika ialah menginisiasi dan mendorong kasus ini dibawa ke sidang Dewan Keamanan PBB dan tidak lagi melakukan veto seperti yang sudah-sudah,” sambungnya.
Kemudian terhadap OKI dan DK PBB, dia menilai hendaknya segera melakukan pertemuan darurat membahas langkah-langkah strategis penyelesaian menyeluruh untuk perdamaian.
“Perang harus segera dihentikan, Israel harus menghentikan penjajahan dan mengembalikan seluruh hak dan kedaulatan rakyat dan bangsa Palestina yang selama ini telah dirampas oleh Israel. Untuk menciptakan, menjaga dan menjamin terwujudnya situasi yang lebih kondusif sehingga perdamaian bisa diwujudkan maka diperlukan pasukan perdamaian,” ujarnya.
Di sisi lain, Amerika juga disebut harus bertanggung jawab atas berkembangnya Islamofobia beberapa hari ini di negaranya. Pemerintah Amerika dinilai seharusnya melakukan langkah-langkah efektif untuk menciptakan suasana kehidupan yang penuh damai di kalangan masyarakat majemuk Amerika terbebas dari Islamofobia dan segala bentuk diskriminasi dan fobia lainnya.
“Amerika sudah mempunyai Undang-undang anti Islamofobia karena itu harus ditegakkan. Islamofobia justru juga akan merusak reputasi Amerika. Jagalah kehormatan dan reputasi Amerika dengan cara Amerika menghormati dan melindungi kemanusiaan bukan ikut merusak kemanusiaan,” ucapnya.
Kemudian, Sudarnoto juga menyoroti kabar soal mcdonald’s telah menyumbangkan puluhan ribu makanan ke unit-unit IDF, pasukan pertahanan Israel, yang membunuhi warga Palestina dan memaksa mereka untuk keluar dari Gaza dan wilayah Palestina.
“Menurut informasi, mcdonald’s membuka lima restoran hanya untuk memberikan bantuan dan donasi ke pasukan Israel. Setiap hari akan mengirimkan 4000 makan setiap hari. Jika berita ini benar, maka sudah waktunya masyarakat Indonesia memboikot untuk tidak belanja di mcdonald’s,” ucapnya.
Bantuan untuk Gaza Tertahan di Mesir Setelah Penyeberangan Rafah Ditutup
Konvoi bantuan kemanusiaan dilaporkan tertahan dan menumpuk di dekat perbatasan Mesir dengan Jalur Gaza pada Minggu (15/10/2023), setelah penyeberangan Rafah ditutup.
Penyeberangan Rafah adalah satu-satunya jalan masuk dan keluar Jalur Gaza yang tidak dikontrol oleh Israel.
Sebagaimana diberitakan AFP, penyeberangan Rafah telah ditutup sejak Selasa (10/10/2023), usai tiga serangan udara Israel mengenai pos perbatasan Palestina di sana dalam kurun waktu 24 jam.
Pada Sabtu (14/10/2023), seorang pejabat Amerika mengonfirmasi kepada AFP bahwa Mesir dan Israel telah mencapai kesepakatan untuk mengizinkan warga negara Amerika meninggalkan Gaza melalui Rafah.
Namun, Mesir telah memberlakukan syarat-syarat dalam kesepakatan tersebut.
Menurut saluran berita Mesir, Al-Qahera News, yang memiliki hubungan dengan badan-badan intelijen Mesir, para pejabat Mesir menolak penyeberangan Rafag hanya diperuntukkan bagi orang asing.
“Sikap Mesir sudah jelas, yang mengharuskan bantuan tiba di Gaza,” tambah laporan itu, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan kekurangan pasokan penting di wilayah yang tersebut.
Pada hari Minggu ini, para saksi mata mengatakan kepada AFP, bahwa blok-blok beton yang dipasang oleh Mesir untuk membentengi perbatasan setelah pengeboman Israel masih berada di tempatnya.
Mereka berkata kemungkinan tidak ada jalan yang dipertimbangkan untuk dibuka dalam waktu dekat.
Sebelumnya, pengiriman bantuan dari Yordania, Turkiye, dan Uni Emirat Arab dilaporkan telah tiba di bandara El Arish yang berada 50 kilometer di sebelah barat penyeberangan Rafah.
Bantuan itu datang bersama dengan pasokan medis dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang diyakini cukup untuk memenuhi kebutuhan 300.000 orang.
Mesir sendiri telah mengirimkan konvoi 100 truk pengangkut yang membawa 1.000 ton bantuan.
Dua penyeberangan lain dikuasai Israel
Berbeda dengan penyeberangan Rafah, dua titik penyeberangan lain menuju Gaza berada di bawah pengusasaan Israel.
Israel sebelumnya telah mengumumkan “pengepungan total” terhadap Gaza.
Mereka memutus pasokan makanan, air, bahan bakar, dan listrik bagi 2,4 juta orang di wilayah itu.
Menteri Energi Israel Israel Katz pada Jumat (13/10/2023) mengatakan, “Bantuan kemanusiaan ke Gaza? Tidak ada saklar listrik yang akan dinyalakan, tidak ada keran air yang akan dibuka, dan tidak ada truk bahan bakar yang akan masuk sampai para tahanan yang diculik Israel dikembalikan ke rumah”.
Intensitas Serangan Tentara Israel di Tepi Barat Meningkat
Israel terus menggempur Jalur Gaza dari udara. Warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel pun diliputi ketegangan. Ada laporan peningkatan serangan terhadap mereka oleh pemukim dan tentara.
Sejak Sabtu (7/10/2023) lalu, sedikitnya 55 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 1.100 lainnya terluka.
Menurut aktivis hak asasi manusia Samir Abu Shams, tentara Israel telah melanggar berbagai hukum internasional, terutama Konvensi Jenewa, yang menekankan bahwa warga sipil tidak boleh terluka dalam situasi perang dan konflik bersenjata.
“Apa yang kita lihat hari ini adalah pasukan pendudukan memasuki wilayah sipil, menciptakan gesekan, dan menargetkan warga sipil dengan tembakan tanpa alasan,” ujar pria berusia 60 tahun dari Tulkarem itu, dikutip dari Al Jazeera.
“Sebagian besar kasus penembakan yang dilakukan Israel adalah terhadap warga sipil Palestina yang sedang melintas di jalan atau pergi ke tempat kerja mereka,” tambahnya.
Di satu sisi, lanjut Abu Shams, Israel mengisolasi Jalur Gaza dari Tepi Barat.
“Di sisi lain, mereka membalas dendam terhadap warga sipil di Tepi Barat yang diduduki dan mengambil langkah-langkah untuk mempersenjatai para pemukim dan memberikan instruksi untuk menembaki pria, wanita, dan anak-anak,” katanya.
Pada Jumat (14/10/2023), Karem al-Jallad sedang dalam perjalanan pulang dari pasar sayur Tulkarem menuju rumahnya di distrik selatan kota sekitar pukul 20.20 (17:30 GMT).
Dia berada di jalan dekat pemukiman Yahudi Gishuri, yang menghubungkan bagian barat Tulkarem dengan bagian selatannya.
Tentara Israel menembaki mobilnya dan al-Jallad, yang mengira itu adalah bom suara, terus mengemudi.
Namun, ia terkena tiga kali tembakan peluru tajam: di dada, tangan, dan bahu.
“Ada lima peluru di bagian depan mobil Karem,” kata sepupunya, Alaa al-Jallad.
“Karem terus mengemudi di jalan hingga mencapai bundaran al-Safir, dan dari sana ia dipindahkan dengan ambulans ke rumah sakit setempat,” katanya.
- Mukjizat Bagiku, Betharia Sonata Nangis Haru Rinoa Cabut Laporan Atas Leon Dozan,Ikhlas Memaafkan - 02/12/2023
- Tipu Muslihat Israel: Minta Warga Khan Younis Mengungsi ke Rafah,Sesampai Sana Mereka Dibombardir - 02/12/2023
- Usai Marah ke Agus Rahardjo, Jokowi Tanya ke Pratikno: Sprindik Itu Apa Toh? - 02/12/2023