Kajian Malam Lailatul Qadr Bersama Komunitas MULIA dan Ayam Geprek Sai-Hajj Chicken



loading…

Kelas Grha Tahfizh Daarul Qur’an Yogyakarta bersama dengan komunitas Muslim Tuli Yogyakarta (MULIA) pada Ahad (9/4) lalu menggelar kajian Malam Lailatul Qadr, yang dihadiri 20 orang peserta. Foto dok Daarul Quran

Kelas Grha Tahfizh Daarul Qur’an Yogyakarta bersama dengan komunitas Muslim Tuli Yogyakarta (MULIA) kembali terlaksana pada Ahad (9/4) lalu. Bertepatan dengan bulan Ramadan , kegiatan kajian dan mengaji yang dilaksanakan di ruang Al-Husna tersebut dihadiri sekitar 20 orang.

Tema kajian yang dibawakan dalam acara tersebut ialah “Menuju Malam Lailatul Qadr, Sudah Siapkah Kita?” yang dibersamai oleh Ustadz Wafiq yang merupakan asatidz Grha Tahfizh Daarul Qur’an Yogyakarta dan juga seorang mahasiswa pengabdian program BTQ For Leaders.

Sebelum kajian dimulai, seluruh santri Tuli tersebut mengawalinya dengan membaca Al-Qur’an dan Iqro. Beberapa santri yang sudah lama belajar tentang Bahasa Isyarat huruf hijaiyah sudah dapat membaca sendiri Al-Qur’an tanpa perlu untuk diawasi.

Beberapa lainnya, diperkenalkan dan diajarkan Isyarat Huruf hijaiyah oleh Bu Dwi dan Pak Andi yang merupakan seorang suami istri yang sudah dapat membaca Al-Qur’an dengan Bahasa Isyarat. Setelah satu persatu selesai mengaji, kegiatan dilanjutkan dengan kajian yang memperkenalkan malam Lailatul Qadr .

“Malam Lailatul Qadr merupakan malam yang istimewa yang lebih baik daripada 1000 bulan atau kurang lebih sekitar 83-84 tahun, diantara salah satu keistimewaan yang paling utama ialah, pada malam tersebut Al-Qur’an diturunkan,” terang Ustadz Wafiq dengan menggunakan Bahasa Isyarat.

Pengenalan tentang malam Lailatul Qadr, keutamaan, serta waktu terjadinya, lebih lanjut dijelaskan oleh Pak Andi yang menyederhanakan Bahasa Isyarat yang disampaikan oleh Ustadz Wafiq.

Sekitar 3 jam agenda kajian dan mengaji kemarin dilaksanakan, tepat pada pukul 17.40 seluruh rangkaian aktivitas kajian dihentikan untuk bersiap menunggu adzan magrib. Dipimpin oleh Ustadz Wafiq, ketika berbuka puasa seluruhnya memanjatkan doa yang dilaksanakan dengan 2 cara, pertama dengan bahasa isyarat, kedua diucapkan dengan menggunakan suara. Tampak riuh gerakan tangan para santri bercengkrama sambil menikmati hidangan takjil dan buka puasa dari Hajj Chicken dan Ayam Geprek Sai.

(wid)



Source link

Julia L. Bellamy

Leave a Comment

A note to our visitors

This website has updated its privacy policy in compliance with changes to European Union data protection law, for all members globally. We’ve also updated our Privacy Policy to give you more information about your rights and responsibilities with respect to your privacy and personal information. Please read this to review the updates about which cookies we use and what information we collect on our site. By continuing to use this site, you are agreeing to our updated privacy policy.