Juru bicara milter Israel, Letkol Richard Hecht mengatakan, saat ini Pasukan Pertahanan Israel (IDF) masih berperang melawan Hamas di Israel selatan.
Pertempuran sengit ini sudah berlangsung kurang lebih 48 jam setelah pejuang Hamas melancarkan serangan mendadak.
Letkol Richard Hecht mengatakan pada Senin (9/10/2023), pertempuran ini berlangsung lebih lama dari apa yang ia perkirakan.
“Kami masih berjuang. Tujuh hingga delapan tempat terbuka di sekitar Gaza di mana kita masih memiliki pejuang yang memerangi mereka,” kata Hecht, dikutip dari CNN.
“Ini membutuhkan waktu lebih lama dari yang kami perkirakan. Kami pikir pagi ini kami akan berada di tempat yang lebih baik,” lanjutnya.
Ada kemungkinan, kata Hecht, pejuang Hamas masih menyeberang ke Israel dari Gaza.
Hecht menambahkan, serangan udara Israel menargetkan lokasi di mana para militan Hamas berkumpul untuk melintasi perbatasan.
Harga Minyak Melonjak
Akibat serangan militan Hamas ke Israel membuat harga minyak dunia melonjak empat persen.
Hal ini telah memicu kekhawatiran tentang kemungkinan guncangan pasokan dari wilayah yang kaya minyak mentah tersebut.
Dikutip dari The Times of Israel, Brent melonjak 4,7 persen menjadi $86,65 dan West Texas Intermediate naik 4,5 persen menjadi $88,39 pada awal bisnis Asia.
Serangan mendadak yang merenggut nyawa 700 warga Israel, sebagian besar adalah warga sipil, dan deklarasi perang Israel sebagai tanggapannya telah menimbulkan kekhawatiran bahwa potensi perluasan konflik dapat melibatkan Amerika Serikat dan Iran.
“Kunci bagi pasar adalah apakah konflik tetap terkendali atau menyebar ke wilayah lain, khususnya Arab Saudi,” ucap Brian Martin dan Daniel Hynes dari ANZ Group.
“Setidaknya pada awalnya, tampaknya pasar akan berasumsi bahwa situasi ini akan tetap terbatas dalam hal cakupan, durasi, dan konsekuensi terhadap harga minyak.”
“Namun volatilitas yang lebih tinggi diperkirakan akan terjadi,” pungkasnya.
AS Kirim Kapal Induk ke Israel
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin mengumumkan pihaknya mengirimkan kapal induk sebagai bentuk tanggapan atas serangan militan Hamas ke Israel.
Selain kapal induk, AS juga bakal mengirimkan bantuan militer lebih lanjut ke Israel dalam beberapa hari mendatang.
“Hari ini (Minggu), sebagai tanggapan atas serangan Hamas terhadap Israel, dan setelah diskusi rinci dengan Presiden Biden, saya telah mengarahkan beberapa langkah untuk memperkuat postur Departemen Pertahanan di kawasan guna meningkatkan upaya pencegahan regional,” kata Austin, dikutip dari CBS News.
AS bakal mengirimkan Kelompok Serangan Kapal Induk USS Gerald R. Ford yang mencakup kapal induk USS Gerald R. Ford, yang merupakan kapal perang terbesar di dunia.
USS Gerald R. Ford berada di Mediterania barat ketika menerima perintah untuk dikerahkan.
Austin juga mengumumkan langkah-langkah untuk menambah skuadron pesawat tempur Angkatan Udara AS di wilayah tersebut.
Austin mengonfirmasi bahwa pengiriman pertama bantuan keamanan AS ke IDF akan mulai dilakukan pada hari Minggu dan tiba dalam beberapa hari mendatang.
“Saya dan tim akan terus menjalin kontak erat dengan rekan-rekan Israel untuk memastikan mereka mendapatkan apa yang mereka perlukan untuk melindungi warga negaranya dan mempertahankan diri dari serangan yang keji ini,” ucapnya.
Korban Terus Berjatuhan,AS Kirimkan Kapal Induk Menuju Israel,Bantuan Militer Lain Bakal Menyusul
Amerika Serikat (AS) mengirimkan kapal induk mereka menuju Israel.
Pengiriman kapal induk ini sebagai bentuk tanggapan atas serangan Hamas Palestina ke Israel pada Sabtu (7/10/2023) kemarin.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin mengumumkan pengiriman kapal induk ini pada Minggu (8/10/2023).
Nantinya, kapal induk dan pesawat militer AS akan bergerak lebih dekat ke arah Mediterania timur.
Seperti diketahui, sedikitnya 700 orang tewas dan 2.000 orang terluka di Israel setelah roket ditembakkan Hamas dari Gaza.
Dikutip dari ABC News, dari ratusan korban jiwa tersebut, terdapat empat warga negara AS yang ikut tewas dalam serangan Hamas ke Israel.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan 370 orang tewas dan 2.200 lainnya terluka di Gaza.
Akibat banyaknya korban tewas ini, AS langsung mengirimkan kapal induknya menuju Israel.
“Hari ini (Minggu), sebagai tanggapan atas serangan Hamas terhadap Israel, dan setelah diskusi rinci dengan Presiden Biden, saya telah mengarahkan beberapa langkah untuk memperkuat postur Departemen Pertahanan di kawasan guna meningkatkan upaya pencegahan regional,” kata Austin, dikutip dari CBS News.
Austin juga mengumumkan langkah-langkah untuk menambah skuadron pesawat tempur Angkatan Udara AS di wilayah tersebut.
Pesawat USAF dikirim ke pangkalan di Timur Tengah di mana mereka akan tersedia untuk operasi melawan Iran.
Amunisi yang akan dikirim oleh AS sedang diterbangkan.
Pengumuman itu muncul tak lama setelah Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara lagi pada Minggu pagi.
Kedua pemimpin membahas tentang penyanderaan Israel oleh Hamas.
Selain itu, Biden meyakinkan Netanyahu bahwa bantuan AS untuk Pasukan Pertahanan Israel sedang dalam perjalanan.
Biden memastikan lebih banyak lagi bantuan yang akan menyusul dalam beberapa hari mendatang.
“Presiden menekankan bahwa tidak ada pembenaran apapun terhadap terorisme, dan semua negara harus bersatu menghadapi kekejaman brutal seperti ini,” tulis pernyataan Gedung Putih.
“Presiden Biden menyampaikan informasi terbaru kepada Perdana Menteri mengenai keterlibatan diplomatik intensif yang dilakukan Amerika Serikat selama 24 jam terakhir untuk mendukung Israel,” tambah pernyataan tersebut.
Iran Bantah Terlibat
Sebelumnya beredar kabar bahwa Hamas telah mendapatkan bantuan dari Iran untuk menyerang Israel.
Namun, misi Iran untuk PBB membantah pada hari Minggu bahwa Teheran tidak terlibat dalam serangan tersebut.
“Langkah tegas yang diambil oleh Palestina merupakan pertahanan yang sepenuhnya sah terhadap pendudukan yang menindas selama tujuh dekade dan kejahatan keji yang dilakukan oleh rezim Zionis yang tidak sah,” tulis misi Iran di PBB dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Guardian.
Iran tidak merahasiakan dukungannya terhadap Hamas, mendanai dan mempersenjatai kelompok tersebut dan organisasi militan Palestina lainnya, Jihad Islam.
Serangan Hamas pada hari Sabtu, yang merupakan serangan terbesar ke Israel dalam beberapa dekade, bertepatan dengan langkah yang didukung AS untuk mendorong Arab Saudi menuju normalisasi hubungan dengan Israel.
“Kami dengan tegas mendukung Palestina; namun, kami tidak terlibat dalam respons Palestina, karena hal ini hanya dilakukan oleh Palestina sendiri,” kata misi Iran di PBB.
Misi Iran di PBB mengatakan “keberhasilan” operasi Hamas adalah karena sebuah kejutan, yang menjadikannya “kegagalan terbesar” organisasi keamanan Israel.
“Mereka berusaha untuk membenarkan kegagalan mereka dan mengaitkannya dengan kekuatan intelijen dan perencanaan operasional Iran,” ungkap misi Iran di PBB.
- Mukjizat Bagiku, Betharia Sonata Nangis Haru Rinoa Cabut Laporan Atas Leon Dozan,Ikhlas Memaafkan - 02/12/2023
- Tipu Muslihat Israel: Minta Warga Khan Younis Mengungsi ke Rafah,Sesampai Sana Mereka Dibombardir - 02/12/2023
- Usai Marah ke Agus Rahardjo, Jokowi Tanya ke Pratikno: Sprindik Itu Apa Toh? - 02/12/2023