Hukum Istri Menjilat K3malu@n Suami, Buya Yahya Menjawab: Yang Diharamkan Cuma Dalam 2 Keadaan

Melakukan hubungan suami istri untuk saling memuaskan pasangan memang sangat baik untuk pasangan suami istri.

Hal itu merupakan ibadah yang paling nikmat bagi pasangan suami istri dan merupakan sesuatu yang diinginkan oleh banyak orang untuk saling memuaskan hasrat.

Pasangan suami istri bebas untuk melakukan apa saja untuk kepuasan satu sama lain. Namun, bagaimana agar tetap saling memuaskan saat perempuan sedang haid atau halangan?

Saat wanita sedang haid atau halangan tentunya menjadi sebuah masalah bagi seorang suami yang ingin mendapatkan kepuasan hasrat biologisnya.

Namun, sebenarnya pasangan suami istri masih dapat melakukan berbagai aktivitas yang dapat memuaskan satu sama lain. Termasuk saat saat si istri sedang halangan atau haid.

Ada beberapa cara untuk memuaskan hasrat biologis seorang pria, salah satunya dengan cara oral.

Lalu bagaimana hukumnya jika seorang istri menjilat kemaluan suami untuk saat perempuan sedang haid?

Menurut Buya Yahya, pasangan suami istri halal berbuat apa saja asal tidak memasukan alat vital suami saat istri sedang haid dan tidak memasukan alat vital suami ke lobang belakang.

“Suami istri halal, Anda boleh berbuat apa saja suami istri, bebas, Anda bersenang-senang dengan kupingnya, rambutnya, dengan apa saja boleh, halal,” ungkap buya Yahya dikutip Hops.ID pada selasa, 14 Januari 2023 melalui kanal YouTube Ceramah Guru.

Lebih lanjut Buya Yahya menuturkan bahwa ada dua keadaan yang diharamkan bagi pasangan suami istri melakukan hubungan intim.

“Cuman yang diharamkan dalam dua keadaan, waktu haid memasukan ke lobang depan, memasukan seorang suami alatnya ke lobang depan. Kemudian yang kedua yang diharamkan memasukan ke lobang belakang baik dalam keadaan haid atau tidak haid hukumnya harom,” sambung Buya Yahya.

Artinya seorang suami bebas melakukan apa saja untuk saling memuaskan asal jangan melakukan dalam dua keadaan di atas.

Seorang suami bebas melakukan apa saja pada istri untuk kepuasan hasrat biologisnya selama keinginan suami tidak melanggar syariat yang telah ditentukan.***

Tidak perlu pakai bahasa Arab, begini tata cara dan niat mandi wajib setelah haid menurut Buya Yahya

Haid merupakan salah satu siklus bulanan yang dialami oleh setiap wanita. Jika wanita tersebut beragama Islam, maka diwajibkan untuk melakukan mandi wajib setelah selesai agar dapat melaksanakan ibadah kembali.

Biasanya, siklus haid seorang wanita adalah tujuh hari. Setelah darah benar-benar bersih dan tidak keluar lagi, barulah dirinya bisa melakukan mandi wajib.

Meski begitu, ada banyak sekali perdebatan di masyarakat tentang seperti apa tata cara dan niat mandi wajib yang benar. Adapun niat yang biasa dibaca adalah seperti berikut.

“nawaitu ghusla liraf’il hadatsil haidil fardhu lillahi ta’ala,”

Artinya, “saya niat mandi wajib untuk menyucikan hadas besar haid karena Allah Ta’ala,”

Namun, jika Hopers merasa masih belum bisa menghafalkan niat tersebut dengan lancar, maka tidak apa-apa menyebutkan niat dengan bahasa Indonesia atau bahasa sehari-hari.

Hal ini disampaikan oleh ulama kondang Buya Yahya dalam sebuah ceramahnya yang diunggah oleh Al-Bahjah TV. Saat itu, seorang jamaah menanyakan bagaimana niat dan tata cara mandi wajib.

Selain haid, ada beberapa perihal yang mewajibkan seorang muslim melakukan mandi wajib. Contohnya adalah setelah berhubungan suami istri, keluar mani baik secara sengaja atau tidak sengaja, setelah melahirkan bayi, dan seusai nifas.

Buya Yahya menyebut hanya ada dua hal saja yang diperlukan saat melakukan mandi wajib.

“Cara mandi besar itu dibutuhkan dua hal, satu niat mandi besar, bersamaan dengan niat mandi besar, pengguyuran air, yang kedua meratakan air sekujur tubuh yang masih sambung dengannya,” ungkapnya.

Beliau menjelaskan bahwa dalam menyebut niat, jika tidak menghafal atau tidak bisa berbahasa Arab, maka boleh menggunakan bahasa Indonesia.

“Boleh berbahasa Arab, kalau enggak ya cukup aku niat mandi besar, guyur sekujur tubuh, selesai sudah. Niatnya pakai bahasa Jawa juga boleh,” jelasnya dikutip dari YouTube Al-Bahjah pada 6 Februari 2023.

Adapun maksud meratakan air sekujur tubuh yang masih sambung dengannya adalah selama bagian tubuh tertentu ada di diri kita, maka wajib membasuhnya. Contohnya jangan meninggalkan satu helai rambut pun tanpa terbilas air. Jika sampai tertinggal walau satu rambut saja, maka tidak sah.

Buya Yahya juga berkata bahwa tidak apa-apa jika tidak menggunakan sabun atau sampo, asalkan keseluruhan tubuh sudah terguyur sempurna.

“Yang bakal dibawa untuk solat, wajib kena air semuanya. Selesai,” tutup Buya Yahya.***

Julia L. Bellamy

Leave a Comment

A note to our visitors

This website has updated its privacy policy in compliance with changes to European Union data protection law, for all members globally. We’ve also updated our Privacy Policy to give you more information about your rights and responsibilities with respect to your privacy and personal information. Please read this to review the updates about which cookies we use and what information we collect on our site. By continuing to use this site, you are agreeing to our updated privacy policy.