Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, membebaskan dua tawanan Israel lagi, kali ini dua wanita lansia, pada Senin (23/10). Sebenarnya Hamas hendak melepaskan dua nenek itu sejak pekan lalu, tapi anehnya, Israel menolak menerima dua warganya itu.
Abu Ubaida, juru bicara sayap bersenjata, mengatakan melalui Telegram bahwa pihaknya telah menjamin pembebasan para tahanan “meskipun musuh menolak menerima mereka sejak Jumat lalu dan mengabaikan masalah tahanan kami.”
“Kami memutuskan untuk melepaskan mereka karena alasan kemanusiaan dan kesehatan yang buruk… Meskipun demikian, musuh menolak menerima mereka pada Jumat lalu,” tambah Abu Ubaida, dikutip dari Reuters, Selasa (24/10).
Pembebasan dua tawanan ini dimediasi oleh Qatar dan Mesir.
Media Palestina, Quds News Network, menyebut kedua wanita itu bernama Nurit Yitzhak dan Yocheved Livchitz. Dalam video yang dirilis Hamas, tampak kedua wanita itu diperlakukan baik oleh pejuang Palestina. Mereka menerima biskuit dan minuman yang ditawarkan dan berbicara dengan pejuang.
Setelah itu, mereka tampak digandeng pejuang bersenjata menuju ke ke arah petugas palang merah yang akan mengembalikan tawanan itu ke Israel. Sebelum berpisah, tampak seorang tawanan menyalami pejuang bersenjata yang mengawal mereka, seolah berterima kasih atas perlakuan baik mereka.
Media coverage: "Al Qassam Brigades released a footage showing Nurit Yitzhak and Yocheved Livschitz, the Israeli captives, who have been released today by the resistance for compelling humanitarian reasons after days of #Israel's refusal to receive them." https://t.co/3PQPPVmpMt pic.twitter.com/mxaavvawRs
— Quds News Network (@QudsNen) October 23, 2023
Pada Jumat (20/10) lalu, Brigade Al-Qassam juga melepaskan dua tawanan sipil. Mereka adalah ibu dan anak warga Israel-Amerika bernama Judith Tai Raanan dan Natalie Shoshana Raanan.
Sebagaimana dua nenek yang baru saja dilepaskan, ibu dan anak itu diserahkan kepada pihak Israel dalam kondisi baik.
Sedangkan pekan sebelumnya, Brigade Al-Qassam juga melepaskan wanita dan anak-anak yang sempat ditawan beberapa jam setelah serangan mendadak dan mengejutkan ke bagian selatan Israel pada Sabtu, 7 Oktober.
Israel, yang menduduki wilayah Palestina atas bantuan Barat sejak 75 tahun lalu, membalas serangan milisi Hamas dengan memborbardir Gaza, wilayah sempit dengan 2,3 juta penduduk.
Lebih dari 4 ribu warga Gaza tewas dan diperkirakan 1.500 lainnya masih terjebak di reruntuhan bangunan yang dibom dari udara oleh pasukan Zionis.
Israel Akan Serang Gaza Lewat Darat Jika Pasukan AS Sudah Datang
Israel dikabarkan akan menunda serangan darat ke Gaza. Laporan radio militer Israel pada Senin (23/10) mengungkap alasan penundaan terkait kehadiran pasukan Amerika Serikat (AS).
Radio Militer Israel mengatakan, penundaan merupakan permintaan dari AS. Negeri Paman Sam, sekutu dekat Israel, mengungkap bahwa serangan darat bisa diluncurkan setelah pasukan tambahan AS tiba di Timur Tengah.
Saat pertama kali perang Israel-Hamas pecah, AS mengatakan akan mengirimkan 2000 marinir dan dengan dua kapal induk ke Timur Tengah. Pengerahan tersebut ditujukan untuk mendukung Israel.
Pada akhir pekan lalu Menhan AS Llyod Austin mengatakan, pasukan tambahan sudah dalam posisi siaga. Saat ini masih ada sekitar 2000 pasukan AS di Timur Tengah demikian dikutip dari Middle East Eye.
Laporan lain dari New York Times mengungkap, penundaan serangan darat disebabkan masukan dari sejumlah pejabat AS kepada Israel. Mereka mengatakan, penundaan agar lebih banyak lagi tawanan Hamas yang dibebaskan.
Selain itu penundaan serangan darat ditujukan agar lebih banyak lagi bantuan masuk ke Gaza.
Sejak perang meletus pada 7 Oktober 2023, Hamas menyandera 200 lebih orang. Warga disandera termasuk orang Israel dan asing.
Pada pekan lalu Hamas melepaskan dua perempuan AS dari penyanderaan.
Hamas menegaskan dalam waktu dekat akan membebaskan seluruh sandera non-Israel. Itu akan dilakukan tanpa syarat.
Petarung UFC Khamzat Chimaev Siap Mati demi Bela Saudara Muslim Palestina
Petarung Khamzat Chimaev menyampaikan dukungannya kepada Palestina usai bertarung di Ultimate Fighting Championship (UFC) 294.
Khamzat Chimaev menghadapi Kamaru Usman dalam pertandingan UFC 294 di Etihad Arena, Abu Dhabi, Minggu (22/10/2023) dini hari.
Petarung asal Chechnya yang berpaspor Swedia itu menang angka atas Kamaru. Hasil ini membuat Khamzat meraih tujuh kemenangan beruntun sejak gabung UFC.
Usai pertandingan, Khamzat tak sepenuhnya senang dengan kemenangan yang ia raih atas Kamaru Usman.
Sebab, Khamzat menyoroti situasi di Palestina yang memprihatinkan setelah mendapat gempuran dari pasukan Israel.
“Teman-teman, Anda tahu apa yang sedang terjadi di dunia saat ini. Saya tidak senang karena saya harus bertarung di dalam octagon minggu ini sambil menyaksikan anak-anak mati,” kata Khamzat Chimaev usai pertandingan.
Tak hanya di Palestina, Khamzat mengaku tak terima banyak anak-anak yang menjadi korban peperangan seperti di Ukraina, Suriah, Afghanistan, dan Amerika Serikat.
“Ketika anak-anak meninggal, itu sulit. Saya mencintai anak-anak. Saya mempunyai seorang anak laki-laki, berusia tiga bulan sedang menunggu saya di rumah,” tuturnya.
Petarung 29 tahun itu secara spesifik siap turun perang membantu masyarakat Palestina dalam menghadapi Israel.
Khamzat, yang merupakan pemeluk agama Islam, mengaku tergerak untuk membantu saudara-saudara sesama muslim.
“Jika Allah mengizinkan saya, saya akan menjadi orang pertama yang ke sana [Palestina]. Jika Allah mengizinkan, beri saya senjata dan biarkan saya pergi ke Palestina. Saya dilahirkan bukan untuk berada di sini menggunakan celana pendek,” ujar Khamzat.
“Jika saya punya izin berjuang untuk Allah, saya siap mati untuk-Nya. Saya tidak takut mati, karena saya lebih khawatir terhadap saudara-saudara muslim saya,” ucap dia.
Khazmat bukan satu-satunya petarung UFC yang buka suara terkait kondisi Palestina. Sebelumnya, Islam Makhachev dan Muhammed Mokaev juga menyampaikan dukungannya untuk masyarakat di Gaza.
Dukungan Israel Sama dengan Membunuh Lebih Banyak Orang Palestina
Perdana Menteri Palestina, Mohammed Shtayyeh, mengatakan bahwa dukungan internasional yang diberikan untuk Israel adalah izin untuk melakukan pembunuhan dan kerusakan lebih lanjut.
Dalam misinya menghancurkan Hamas beserta petinggi-petingginya, Israel — yang menerima bantuan persenjataan dari Amerika Serikat telah memborbardir Jalur Gaza selama 17 hari berturut-turut.
Dikutip dari Anadolu Agency, menurut pernyataan yang dirilis kantor Perdana Menteri Palestina seruan tersebut disampaikan Shtayyeh di hadapan para duta besar, perwakilan, dan utusan berbagai negara dalam sebuah pertemuan di Ramallah pada Minggu (22/10).
Shtayyeh menyerukan dihentikannya serangan Israel tanpa bulu ke Jalur Gaza dan diizinkannya bantuan kemanusiaan untuk memasuki wilayah kantong yang merupakan rumah bagi lebih dari 2 juta orang Palestina itu.
“Shtayyeh menyerukan kepada masyarakat internasional dan negara-negara persaudaraan untuk menciptakan sebuah front persatuan untuk menghentikan agresi terhadap rakyat kami, dan rencana pengungsian dan invasi darat ke Jalur Gaza, serta menekan Israel untuk mengizinkan masuknya bantuan medis dan bantuan,” bunyi pernyataan kantor Shtayyeh.
Orang nomor satu di pemerintahan Palestina tersebut menekankan perlunya menciptakan jalur politik yang efektif untuk mengakhiri pendudukan penjajah Israel, mencapai two-state solution, serta mendirikan negara berdaulat Palestina.
Namun, menurut Shtayyeh, pemerintahan ultranasionalis Israel pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menerapkan kebijakan yang ‘memecah belah’ dan semakin memisahkan Palestina dari harapan terwujudnya two-state solution.
“Pemerintah Israel telah mengikuti strategi penghancuran sistematis terhadap kemungkinan two-state solution,” jelasnya.
Dia kemudian menyinggung soal kebijakan terbaru Netanyahu yang mempersenjatai pasukan keamanan sipil hingga warga sipil di Israel, menyusul pencegahan terjadinya kekerasan antaretnis Yahudi dan Arab.
“Selain agresi terhadap rakyat kami di Jalur Gaza, kami di Tepi Barat juga menjadi sasaran terorisme dari tentara dan pemukim Israel. Ada seruan untuk mendorong para pemukim mengangkat senjata,” ujar Shtayyeh.
- Mukjizat Bagiku, Betharia Sonata Nangis Haru Rinoa Cabut Laporan Atas Leon Dozan,Ikhlas Memaafkan - 02/12/2023
- Tipu Muslihat Israel: Minta Warga Khan Younis Mengungsi ke Rafah,Sesampai Sana Mereka Dibombardir - 02/12/2023
- Usai Marah ke Agus Rahardjo, Jokowi Tanya ke Pratikno: Sprindik Itu Apa Toh? - 02/12/2023