Sastrawan Goenawan Mohamad mengungkapkan keprihatinannya terkait kondisi negara saat ini.
Terlebih pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 90/PUU-XXI/2023 mengenai syarat usia minimal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Menurut dia, kepercayaan di zaman sekarang kepada sesama itu sangat tipis.
Dia bahkan menyinggung nama Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang dianggap tidak jujur dalam memimpin.
“Pertama, banyak sekali kebohongan yang juga diucapkan oleh presiden dan orang-orang lainnya. Kedua, karena semua sekarang ini bisa dibeli kesetiaan, suara bisa, kedudukan bisa dibeli,” ucap Goenawan dalam konferensi pers Majelis Permusyawaratan Rembang, Minggu (12/11).
Pendiri Majalah Tempo itu bilang bahwa warga negara kini kehilangan rasa percaya terhadap pemimpin dan pejabat negara akibat berbagai keputusan kontroversial.
Dia pun mengkhawatirkan Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden 2024 yang dirasa cukup mencemaskan.
“Menurut saya semakin mencemaskan karena aturan bersama mulai dibongkar-bongkar, bahkan di pusat terjadinya konstitusi,” tuturnya.
Sejumlah tokoh bangsa mendatangi kediaman KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus untuk menceritakan tentang situasi negara saat ini.
Koordinator Pertemuan Majelis Permusyawaratan Rembang Alif Iman Nurlambang mengatakan mereka menyampaikan beberapa hal terhadap situasi yang sedang berkembang saat ini.
Menurut dia, situasi bangsa saat ini sangat memprihatinkan sehingga para tokoh perlu bertemu dengan Gus Mus. Dia menyebutkan, demokrasi Indonesia bak diontang-anting atau diayun-ayun.
“Kekuasaan terpusat di eksekutif, kemudian MK sebagaimana bukti buktinya ditemukan oleh MKMK ada intervensi ke yudikatif, kemudian juga ada situasi lain bahwa ancaman terhadap azas jujur dan adil pemilu,” ucap Alif.
Sejumlah Tokoh Sowan ke Gus Mus, Sampaikan Dua Kegelisahan Jelang Pemilu 2024
Sejumlah tokoh sowan ke kediaman Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang, Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus di Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2023) siang.
Koordinator pertemuan Alif Iman Nurlambang mengungkapkan, kedatangan para tokoh menyampaikan kegelisahannya menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Alif lalu mengutip puisi Gus Mus, “Kita tengah menghadapi satu materi dengan rasa yang berbeda, termasuk materi republik dengan rasa kerajaan.”
“Situasi sekarang itu gambaran mudahnya sebetulnya sudah sama-sama kita pahami, kalau boleh diulangi adalah situasi ketika demokrasi Indonesia ini diontang-anting, diayun-ayun,” kata Alif, dikutip dari kanal Youtube Kompas.com, Minggu.
Para tokoh, ujar Alif, menyoroti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia calon presiden dan wakil presiden.
“Kekuasaan terpusat di eksekutif, kemudian MK sebagaimana ditemukan MKMK (Majelis Kehormatan MK), ada intervensi eksekutif ke yudikatif,” ujar Alif.
Kemudian, kedua, Alif mengatakan bahwa ada ancaman terhadap jalannya Pemilu 2024.
“Ada juga ancaman terhadap azas jujur dan adil pemilu itu tidak bisa berlangsung dengan baik,” kata Alif.
Sementara itu, menurut sastrawan sekaligus jurnalis senior Goenawan Mohamad, saat ini kepercayaan pada sesama itu sangat tipis lantaran banyak sekali kebohongan. Selain itu, lanjut dia, kepercayaan menipis lantaran kesetiaan, suara, hingga kedudukan bisa dibeli.
Situasi ketidakpercayaan antarwarga, kata Goenawan, kian menjadi menjelang Pemilu 2024. Apalagi setelah adanya kontroversi terkait konstitusi.
“Menjelang pemilu dan pilpres menurut saya makin mencemaskan karena aturan bersama mulai dibongkar bahkan dirusak. Terjadinya skandal di MK (Mahkamah Konsitusi) menunjukkan itu,” ujar Goenawan Mohamad.
Seperti diketahui, MK mengabulkan sebagian gugatan terkait Pasal 169 UU Nomor 7/2017 yang mengatur syarat calon presiden dan calon wakil presiden.
Beberapa hari setelah putusan perkara nomor 90/PUU/XXI/2023 ini, Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, yang juga anak Presiden Joko Widodo, ditunjuk menjadi bakal calon wakil presiden dari Prabowo Subianto.
Belakangan seluruh hakim MK dinyatakan melanggar etik saat memutuskan perkara gugatan tersebut.
Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan bahwa ia ikut sowan karena menilai Gus Mus sebagai sosok yang memiliki kejernihan berpikir dan kedalaman rasa.
“Beliau menekankan kepada kita harus kembali pada nilai. Beliau mengatakan, ‘Saat ini kita sedang mengalami krisis nilai’” kata Lukman Hakim.
“Ini tidak hanya dialami oleh sebagian penyelenggara negara, tetapi masyarakat secara keseluruhan,” ucapnya lagi.
Sementara itu, pastor Benny Susetyo mengatakan, etika politik yang saat ini terjadi tidak dikedepankan sebagai jalan kebudayaan.
“Kalau politik jalan kebudayaan, maka politik harus juga dikembalikan pada kepatuhan dan etika dan moralitas publik,” kata Benny.
Tampak pula dalam acara itu, mantan wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Erry Riyana Hardjapamekas dan istri almarhum Nurcholis Madjid, Omie Komariah Madjid, dan aktivis Nong Mahmada.
Selain itu hadir pula, istri almarhum Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid, akademisi Riris Sarumpaet, Romo Magniz Suzeno dan lain-lain yang disebut ikut menemui Gus Mus secara dalam jaringan.
- Mukjizat Bagiku, Betharia Sonata Nangis Haru Rinoa Cabut Laporan Atas Leon Dozan,Ikhlas Memaafkan - 02/12/2023
- Tipu Muslihat Israel: Minta Warga Khan Younis Mengungsi ke Rafah,Sesampai Sana Mereka Dibombardir - 02/12/2023
- Usai Marah ke Agus Rahardjo, Jokowi Tanya ke Pratikno: Sprindik Itu Apa Toh? - 02/12/2023