Pernah menjadi TKW selama 6 tahun, Youtuber Farida Nurhan ungkap masa pelatihannya sebelum berangkat ke luar negeri seperti sedang di penjara.
Impiannya untuk bekerja di luar negeri sepertinya tak dapat dipatahkan, Farida Nurhan yang saat itu putus SMA telah memutuskan untuk menjadi TKW sejak berusia 18 tahun.
Farida Nurhan yang berhasil mendapatkan agen penyalur TKW itu lantas segera di kirim ke Surabaya untuk mendapatkan serangkaian pelatihan.
Selama berada di tempat pelatihan, yang biasa disebut dengan PT, wanita yang akrab disapa Omay itu mengaku sempat merasakan kesulitan selama berada disana.
Melalui kanal Youtube-nya, Farida Nurhan, dirinya pun menggambarkan kondisi tempat penampungan para TKW itu dimana terdapat 300 hingga 400 calon tenaga kerja saat itu.
“Sampai di PT disana ada sekitar 350 sampai 400 tenaga kerja yang ditampung oleh PT itu, paling nggak seneng ada banyak perempuan-perempuan untuk sharing,” ungkap Farida Nurhan dikutip tim Hops.ID pada Jumat 18 Agustus 2023.
Selama tinggal di PT, Farida Nurhan bersama calon tenaga kerja yang lain mendapatkan beberapa pelatihan khusus seperti bahasa asing, memasak, dan lainnya.
Karena bergabung dengan tenaga penyalur yang legal, dirinya mengaku tak ditarik biaya sepeserpun untuk bisa mengikuti pelatihan tersebut.
“Tidur disana, setiap hari belajar bahasa Inggris yang mau kerja ke Singapura, yang mau ke Hongkong ya belajar kantonis, yang mau ke Taiwan ya belajar bahasa Mandarin,” katanya.
“Sambil kita juga diajari masak dan segala macem,” ujar Farida Nurhan menambahkan.
Lamanya waktu pelatihan yang didapatkan oleh setiap calon tenaga kerja pun tak menentu, hal tersebut tergantung cepatnya calon TKW mendapat majikan.
Umumnya seseorang dapat menghabiskan waktu dua hingga tiga bulan, bahkan jika kurang beruntung calon TKW bisa terus menunggu hingga 5 bulan sebelum dipilih majikan.
Tak seperti kebanyakan para TKW yang lain, Farida Nurhan mengaku hanya membutuhkan waktu selama 20 hari di tempat pelatihan sebelum akhirnya dikirim ke Singapura.
“Rata-rata yang ada di penampungan itu sekitar 2 bulan, 3 bulan, ada yang sampai 5 bulan. Kalau kita beruntung bisa cepat dapat majikan,” tutur Farida Nurhan.
“Percaya gak mbak, 20 hari aku sudah dapat majikan di Singapura dan visaku itu diurus 10 hari sudah selesai,” imbuhnya.
Meskipun terkesan cepat, lewat pengakuannya lewat kanal Youtube Feni Rose Official, dirinya mengaku menjalani kehidupan yang berat selama masa pelatihan.
Bagaimana tidak, bersama ratusan bakal calon tenaga kerja yang lainnya, hampir setiap hari Farida Nurhan menyantak nasi goreng dengan bawang putih sekilo untuk sarapan.
Dengan bumbu yang minim, dirinya mengaku rasa nasi goreng bawang putih itu terlalu hambar hingga membuatnya tak selera makan.
“300 orang calon TKW luar negeri itu sarapannya bawang putih sekilo, garam, merica buat nasi goreng,” ungkap Farida Nurhan kepada Feni Rose.
Tak sampai disitu, dengan banyaknya orang disana, membuat mereka harus mengantri selama melakukan aktivitas di dalam PT, seperti saat mandi maupun buang air.
Saking beratnya masa pelatihan yang ia alami meskipun tak sampai sebulan, Farida Nurhan bahkan menggambarkan 20 harinya saat itu seperti simulasi di penjara.
“Belum lagi mandinya, mandi harus antri kayak lagi di penjara,” katanya.
“Belum lagi pipisnya, sampai-sampai gak pengen pipis antrinya kayak gitu. Sebegitu beratnya memperjuangkannya,” pungkas Farida Nurhan.
Meski demikian, Farida Nurhan yang bekerja keras dan patah semangat berhasil melewati 6 tahunnya sebagai TKW di Singapura hingga Hongkong.***
YouTuber Farida Nurhan bongkar kejinya saat jalani pelatihan TKW: Seperti di penjara!
Mantan TKW (Tenaga Kerja Wanita) yang kini sukses jadi YouTuber, Farida Nurhan ungkap masa pelatihan saat menjadi TKW.
Enam tahun dihabiskan Farida Nurhan untuk bekerja menjadi TKW di luar negeri.
Farida Nurhan pun menceritakan saat melakukan pelatihan menjadi TKW sebelum bekerja di luar negeri.
Pengalamannya dalam mengikuti pelatihan TKW seperti berada di dalam penjara.
Mimpi Farida Nurhan untuk mencari pundi-pundi rupiah di luar negeri masih saja tidak tergoyahkan kala itu.
Saat ia baru lulus SMA, dia berani mengambil keputusan untuk menjadi seorang TKW yang saat itu ia masih berumur 18 tahun.
Sesudah berhasil mendapatkan agen penyalut untuk TKW, Farida langsung diberangkatkan ke Surabaya untuk mengikuti pelatihan.
Ketika berada di tempat pelatihan yang biasa disebut PT, sang YouTuber yang akrab disapa OMay merasa kesulitan dalam mengikuti pelatihan itu.
Diungkap dikanal YouTube miliknya, Farida Nurhan mengungkap bagaimana situasi tempat penampungan para calon pekerja migran yang ditempatinya.
Di tempat itu, ada sekitar 300 sampai 400 calon tenaga kerja kala itu.
“Saat sampai di PT, ada sekitar 350 hingga 400 tenaga kerja yang ditampung oleh PT tersebut. Meskipun sulit, aku senang karena ada banyak wanita lain untuk berbagi cerita,” ujar Farida Nurhan.
Selama menjalani pelatihan, Farida Nurhan beserta rekan-rekan pekerja migran di sana mengikuti berbagai pelatihan khusus, termasuk belajar bahasa asing dan memasak.
Lantaran memakai jasa agen penyalur yang sah, Farida Nurhan tidak dikenakan uang apapun untuk mengikuti pelathan.
“Kami tidur di sana, dan setiap hari belajar bahasa Inggris bagi mereka yang akan bekerja di Singapura, belajar kantonis bagi yang akan ke Hong Kong, dan belajar bahasa Mandarin bagi yang akan ke Taiwan,” terangnya.
“Selain itu, kami juga diajari masak dan berbagai keterampilan lainnya,” imbuhnya.
Namun yang menjadi miris, Farida Nurhan makan nasi goreng dengan bawang putih satu kilogram sebagai sarapannya.
Hanya dengan bumbu yang sedikit, makanan untuk sarapan tersebut terasa hambar dan sulit dinikmati.
“Di tempat penampungan, sarapan untuk 300 calon TKW luar negeri hanya terdiri dari nasi goreng dengan bawang putih seberat satu kilogram, garam, dan merica,” tutur Farida Nurhan.
Bykan cuma itu, untuk mandi dan buang air, Farida dan rekannya harus mengantri karena banyaknya jumlah orang di sana.
Bahkan, dia menyebutnya sebagai simulasi di penjara.
“Belum lagi antrian untuk mandi, seperti mengantri di penjara,” bebernya.
“Dan antrian untuk buang air juga sangat panjang, bahkan hingga aku merasa enggan buang air karena harus mengantri seperti itu. Itulah seberapa beratnya perjuangan ini,” tandas Farida Nurhan.***
- Nasib Pelaku Bully di Balikpapan, Dibawa ke Polisi Tapi Tak Diproses Hukum, Kepala Disdik Minta Maaf - October 2, 2023
- Heboh Kasus Kopi Sianida,Jessica Wongso Stres Jalani Hukuman Penjara,Ditjen PAS Bobol - October 2, 2023
- Tiktok Shop Masih Bisa Dipakai Jualan atau Tidak? Ini Batas Waktunya - October 1, 2023