Melansir Eva pada Jumat 28 Oktober 2022, kisah gadis asal Tiongkok bernama Xiao Jingjing ini membuat haru sekaligus geram banyak orang.
Pada musim dingin tahun 1987 di Kota Xiaogan, Provinsi Hubei, Tiongkok, cuaca saat itu sangat dingin dan jalanan tertutup salju.
Sepasang suami istri muncul di dekat rumah sakit, meletakkan bayi perempuan mereka di gerbang rumah sakit, lalu pergi begitu saja.
Bayi itu baru berusia 14 hari, namun sudah harus menerima kenyataan pahit dibuang oleh orangtuanya.
Pada hari yang sama, pasangan suami istri lain juga datang ke rumah sakit untuk pemeriksaan.
Sang suami yang bernama Xiao Chunyang, membawa istrinya untuk menemui dokter karena mereka ingin memiliki anak.
Saat itu, sang istri baru berusia 30 tahun, tetapi dokter memberitahunya bahwa sulit baginya untuk hamil.
Pasangan tuan dan nyonya Xiao ini menjadi sedih, mereka keluar dari rumah sakit dengan rasa putus asa.
Namun bak kisah drama, takdir membuat mereka bertemu dengan bayi 14 hari yang tadi ditinggalkan orangtuanya.
Ketika melewati gerbang rumah sakit, pasangan ini mendengar tangisan bayi.
Saat mendekat ke sumber suara, keduanya begitu kaget melihat bayi perempuan terbungkus selimut katun, wajahnya pucat kedinginan.
Tidak tahu siapa yang meninggalkan bayi itu, tuan dan nyonya Xiao membawanya masuk ke rumah sakit.
Mereka meminta dokter dan perawat untuk mencari orangtua dari bayi tersebut.
Namun petugas di rumah sakit tidak bisa menemukannya.
Akihirnya pada malam itu, berbekal surat keterangan dari rumah sakit, pasangan Xiao membawa bayi malang itu pulang.
Selama satu bulan sejak itu, pasangan Xiao masih berusaha mencari orangtua kandung si bayi, namun tak pernah ada hasil.
Menganggap apa yang terjadi adalah takdir, mereka akhirnya mengadopsinya dan memberi nama padanya Xiao Jingjing.
Sejak itu, Xiao Jingjing tumbuh dalam keluarga yang meski tidak kaya, namun selalu dipenuhi cinta.
Xiao Chunyang sebagai ayah angkatnya bekerja di sebuah pabrik.
Sementara istrinya yang bernama Qi Chunlan memiliki kondisi kaki yang cacat sehingga hanya di rumah mengurus anak.
Tiga orang hidup bersama dalam kemiskinan.
Kondisi mereka semakin sulit ketika Xiao Chunyang dipecat oleh pabrik.
Xiao Chunyang kemudian mencari pekerjaan lain sebagai pengantar gas.
Setiap hari dia mengendarai kendaraan roda tiga, membawa 200-300 kg gas untuk pelanggan.
Terlepas dari kesulitannya, pasangan Xiao selalu berusaha memberi yang terbaik untuk putri angkat mereka.
Melihat anak lain minum susu bubuk, mereka juga memberi Xiao Jingjing susu bubuk.
Melihat anak lain memiliki mainan, mereka juga membelikannya mainan.
Di bawah pengasuhan pasangan Xiao, Xiao Jingjing memiliki masa kecil yang bahagia, tumbuh menjadi gadis cantik yang berbakat.
Di masa sekolah, Xiao Jingjing punya catatan akademik yang sangat baik.
Sayangnya, Qi Chunlan tidak diberi kesempatan untuk melihat putrinya sukses.
Dia meninggal pada 2001 karena sakit.
Saat sekarat, Qi Chunlan sempat mengatakan pada Xiao Jingjing tentang kisah asal usulnya yang sebenarnya.
Saat itu Xiao Jingjing duduk di bangku SMA, ia hanya berharap segera menjadi sukses agar bisa membayar apa yang dilakukan orangtua angkatnya.
Pada 2005, Xiao Jingjing diterima di Universitas Huazhong dengan nilai tinggi.
Pada 2011 setelah menyelesaikan kuliah, dia diberi kesempatan untuk menempuh pendidikan doktoral di Kanada.
Saat itulah ia mengetahui keberadaan orangtua kandungnya.
Ternyata selama ini mereka tinggal dalam kota yang sama.
Orangtua kandung Xiao Jingjing yang akhirnya tahu nasib putri mereka, berubah pikiran setelah melihat Xiao Jingjing yang sekarang.
Mengetahui putrinya telah meraih kesuksesan, mereka ingin mendapatkan lagi Xiao Jingjing.
Mereka membawa uang senilai Rp 1 miliar untuk diberikan kepada ayah angkat Xiao Jingjing.
Mereka berharap uang itu dapat membuat mereka kembali mendapatkan sang putri.
Namun Xiao Jingjing yang tahu akan hal itu tak bereaksi apapun.
Ia sama sekali tidak merasakan keintiman dengan orangtua kandungnya.
Sebaliknya, Xiao Jingjing merasa bahwa keluarga angkatnya adalah keluarganya satu-satunya.
Jadi dia menolak untuk kembali kepada keluarga kandungnya.
“Saya tidak ingin kembali kepada mereka karena saya hanya memiliki orangtua angkat di hati saya.
Ketika saya sangat membutuhkan mereka, hanya orangtua angkat saya yang ada di sisi saya.
Orangtua kandung saya tidak pernah muncul bahkan ketika kami tinggal di kawasan yang sama.
Mengapa mereka tidak datang menjemputku saat itu?” ungkap Xiao Jingjing.
Ternyata orangtua kandung Xiao Jingjing adalah pengusaha yang berkecukupan.
Mereka telah memiliki tiga anak perempuan dan ingin memiliki anak laki-laki.
Tak disangka mereka dikaruniai anak perempuan lagi.
Mereka lantas memutuskan meninggalkan Xiao Jingjing di rumah sakit.
Melalui berita televisi, mereka sebenarnya tahu bahwa sang putri telah diadopsi.
Namun meski begitu, mereka tidak berusaha untuk memintanya lagi.
Orangtua kandung Xiao Jingjing baru melakukannya ketika sang putri telah dewasa dan menjadi sukses.
Tinggal di Rumah Susun, Artis Cantik Pilu Rawat Ayah Sakit Parah, Akui Tak Malu Ingin Syuting Lagi
Lama menghilang dari dunia hiburan, nasih artis cantik ini membuat publik terkejut.
Dikira sengaja pensiun dari dunia hiburan, sang artis cantik ternyata sedang hidup dalam kesulitan.
Merawat ayahnya yang sakit parah, artis cantik ini tinggal di rumah susun.
Kini ia memiliki harapan soal hidupnya.
Sosok artis cantik tersebut adalah Noor Amelia Zaidi.
artis Malaysia yang akrab disapa Melia ini mengaku terpaksa meninggalkan dunia hiburan lantaran Melia harus merawat ayahnya yang sakit.
Kondisi kesehatan ayah Melia sempat memburuk pada tahun 2020 silam.
Sejak itulah, Melia terpaksa menolak beberapa pekerjaan lantaran untuk merawat sang ayah.
“Ada tawaran tapi terpaksa saya tolak karena keadaaan ayah tidak sehat dan semakin memburuk pada tahun 2020.” ungkap Melia dikutip dari Mstar.com, Sabtu (29/10/2022).
Melansir dari TribunStyle ( grup TribunJatim.com ), ayah Melia diketahui sudah menjalani beberapa kali operasi bedah.
Selama itu pula Melia yang selalu mengurus segalanya.
Terpaksa Melia harus kehilangan tawaran berakting.
“Ayah terpaksa menjalani pembedahan sebanyak empat kali, oleh sebab itu saya harus menjaga ayah.
Saya ambil keputusan untuk tinggal di rumah saja dan tidak menerima tawaran berakting.” jelas Melia.
Sejak itulah publik menduga Melia memang sengaja mundur dari dunia hiburan.
Namun dugaan itu dibantah langsung oleh Melia.
“Sejak itulah ramai yang mengira saya telah menghilangan diri, namun ada beberapa yang masih ingat dan mempertanyakan kabar saya.” ungkap Melia.
Tanpa malu, Melia mengaku saat ini untuk memenuhi hidupnya ia hanya mengandalkan dari sumbangan.
“Saya tidak mempunyai sumber pendapatan pada saat ini karena tidak bekerja dan hanya mengharapkan sumbangan dari pihak orang ramai dan Baitumal.” katanya.
Namun meski mendapat bantuan, rasa malu dan sungkan tetap dirasakan oleh Melia.
Ia tak mau dituding memanfaatkan dengan mencari simpati orang saja.
Melia berharap setelah kabar barunya ini mencuat, akan ada tawaran-tawaran syuting menghampirinya.
Melia akan menerima tawaran tersebut demi menghidupi keluarganya.
“Mungkin ada orang yang berpikir saya ada masalah dengan atttitude, karena selalu menolak tawaran tapi sebenarnya saya ini sudah tidak begitu paham tentang industri hiburan.
Saya berharap lewat pemberitaan ini, akan muncul tawaran-tawaran akting.” katanya lagi.
Untuk tempat tinggal sendiri, Melia saat ini menghuni Rusun Pangsapuri, program perumahan rakyat.
Ayah Melia diketahui mengidap sakit kanker dan sudah menyebar ke organ lain seperti paru-paru dan selaput otak.
Apa balasan merawat orang tua yang sakit dalam Islam?
Bersyukurlah jika kamu dipilih oleh Allah SWT untuk merawat orang sakit.
Ini adalah anugerah dan nikmat yang sangat besar.
Tentu saja merawat orang sakit merupakan tantangan yang sulit.
Anda harus menghadapi orang sakit tersebut dengan perasaan yang terkadang cemas dan sedih, terkadang marah, mengeluh dan depresi.
Dalam banyak situasi, Anda membutuhkan kesabaran tingkat tinggi dan semangat kuat untuk mengelolanya.
Jika Anda sedang mengurus orang sakit di rumah, maka bersyukurlah.
Pasalnya Ustaz Buya Yahya mengatakan, bagi siapapun yang di rumahnya diberi Allah satu orang sakit, maka rumah dan orang yang merawat orang sakit tersebut akan dilimpahkan keberkahan padanya.
Bagi siapapun yang di rumahnya diberi Allah satu orang sakit, sebetulnya Allah telah meletakkan magnet keberkahan bahkan menjadi sumber keberkahan di dalam rumah tersebut.
“Jika sebuah keluarga di dalam rumahnya ada satu orang yang sakit, maka sesungguhnya Allah telah memberikan magnet keberkahan, bahkan sumber keberkahan di rumah tersebut.
Harus paham makna itu,” ucap Buya dilansir Serambinews.com dari kanal YouTube Al-Bahjah TV pada Kamis (24/3/2022) dengan judul ‘Keberkahan Bersama Orang Sakit’.
Hanya saja perlu diperhatikan, keberkahan itu akan didapatkan bagi orang yang benar-benar tulus merawat orang sakit tersebut.
Siapa yang mendapatkannya? Yang mendapatkanya adalah yang paling serius dalam merawat orang sakit dan Allah berfirman dalam hadis Qudsinya bahwa Allah bersama orang yang sakit,”
“Allah bersama orang yang sakit, maknanya kebersamaan Allah, makna kebersamaan Allah isinya adalah pengkabulan doa dari orang sakit, rahmatnya yang Allah turunkan kepada semua orang yang ngurusin orang sakit,” pungkas Buya Yahya, melansir dari SerambiNews