Alasan RS Sentosa tak sanggup bayar ganti rugi kasus bayi tertukar terungkap.
Seperti diketahui, setelah hasil tes DNA menyatakan kedua bayi di Bogor tertukar, kini pihak korban akan melaporkan RS Sentosa.
Sementara pihak RS Sentosa tampaknya tak ingin membawa perkara ini ke jalur hukum hingga pihaknya memberikan tawaran berupa jaminan kesehatan hingga beasiswa sampai SMA kepada kedua bayi yang tertukar.
Rupanya nominal tawaran yang diajukan RS Sentosa itu menurut korban sangat tidak sepadan.
Adapun Siti Mauliah baru-baru ini didampingi kuasa hukumnya hadir dalam acara Hotroom Metro TV yang membahas terkait kerugian yang ideal diinginkan mencapai triliuan.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara RS Sentosa, Gregorius B Djako juga menyinggung soal nominal yang diminta oleh Siti Mauliah.
Menurut dia, nominal yang diminta itu tidak sesuai dengan kemampuan RS Sentosa.
Sehingga pihaknya pun belum bisa menyanggupi pemberian ganti rugi tersebut.
“Sedang kami diskusikan dengan mereka,” kata Gregg. Dilansir TribunnewsBogor.com
Namun Gregorius enggan menyebut nominal yang diminta oleh korban.
“Tanya mereka lah, saya kan gak etis menyebutnya,” ucapnya lagi.
Ia pun berharap, nominal yang diminta korban itu masuk akal.
“Tidak juga memberatkan RS serta pihak keluarga juga. Nah itu dulu sebenarnya (ditanya) ke mereka. Baru RS misalnya ya kemampuan kami segini,” ungkapnya.
Gregorius B Djako juga mengingatkan kalau RS Sentosa ini hanya rumah sakit kecil.
“Ya rumah sakit ini tipe C di kampung, bukan rumah sakit kaya raya,” kata dia.
Kendati demikian, kini pihak korban akan segera melaporkan RS Sentosa.
Dikabarkan korban bayi tertukar akan melaporkan pihak RS Sentosa pada hari ini, Jumat (1/9/2023).
Seperti diketahui, bayi yang dilahirkn Siti Mauliah secara sesar itu tertukar pada 18 Juli 2022, di rumah sakit.
Sementara Siti mengetahui ketukaran bayi tersebut setelah satu tahun dirawatnya.
Diketahui pula, Siti Mauliah bersama Nyonya D diduga ibu bayi tertukar melangsungkan tes DNA, pada Senin (23/8/2023).
Adapun tes DNA ini dilalukan kedua ibu bayi di di Puslabfor Polri di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor dari air liur.
Hasil tes DNA menyatakan bahwa kedua bayi tersebut dinyatakan 99,9 persen memang tertukar.
Korban Tuntut Tanggung Jawab
Kepada Kompas.com, keluarga bayi tertukar di Bogor, Jawa Barat, menuntut pertanggungjawaban korporasi rumah sakit (RS) Sentosa, tempat bayi mereka dilahirkan satu tahun lalu.
Kuasa Hukum Siti Maulia, Rusdy Ridho menegaskan, pihaknya akan menempuh jalur hukum atas kesalahan Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit yang menyebabkan perawat dan bidan lalai saat melayani pasien.
Akibat kelalaian itu, dua bayi yang dilahirkan setahun lalu tertukar dari ibu biologis atau kandungannya.
“Kelalaian dari tenaga kesehatan itu tidak bisa dilimpahkan kepada mereka saja. Tapi harus ada pertanggungjawaban dari korporasi rumah sakit,” ujar Rusdy saat dihubungi, Kamis (31/8/2023).
Jika dari awal SOP dilakukan dengan benar, kata Rusdy, tidak akan terjadi kelalaian yang menyebabkan dua bayi tertukar.
Adapun SOP yang dilakukan oleh Ibu Siti Maulia (37) atau kliennya selama ini adalah rawat pisah dari bayinya seusai bersalin. Seharusnya, Siti dan bayinya bisa melaksanakan rawat gabung.
Hal itulah yang membuat awal mula gelang dobel atau gelang dengan nama sama terpasang di kedua bayi hingga akhirnya dua bayi laki-laki tertukar.
Dalam PP Nomor 33 Tahun 2012 harus ada rawat gabung ibu dan bayi selama 24 jam.
Kelalaian pelayanan kesehatan sudah seharusnya menjadi tanggung jawab rumah sakit.
Namun, hingga kini, rumah sakit tidak bertanggung jawab dan justru malah melimpahkan kesalahan kepada lima perawat dan bidan. Mereka dinonaktifkan karena terlibat dalam kasus tersebut.
“SOP dari rumah sakit ini kan tidak benar, ya ada rawat pisah itu loh. Intinya yang kita laporkan itu korporasinya. Bukan perorangannya. Kalau dari awal rawat gabung, kan gak mungkin bayi bisa tertukar.” ungkapnya.
Pengakuan Dian ,Dilobi, RS Sentosa untuk Bantah Bayi Siti Mauliah Tertukar,Langsung Menolak
Siti Mauliah (37) dan Dian, dua orang tua bayi tertukar mengungkap dua pengakuan berbeda terkait Rumah Sakit Sentosa Bogor, tempat bayinya tertukar.
Kejanggalan dari pihak rumah sakit Sentosa yang seolah menutup fakta bayi tertukar mulai terkuak.
Dian ibu yang merawat bayi Siti Mauliah selama satu tahun mengaku pernah didatangi oleh pihak rumah sakit Sentosa pada bulan Mei lalu.
Pihak rumah sakit dikatakan sempat meminta bantuan agar Dian dan suami membantah dugaan Siti Mauliah soal bayinya tertukar.
“Rumah sakit minta bantuan untuk klarifikasi ke bu Siti, minta tolong bahwa tidak ada nih indikasi bayi tertukar,” ungkap Dian saat diwawancara Rosi, dari kanal Youtube KompasTV, Kamis, (31/8/2023).
Dian mengaku tak menyetujui permintaan dari pihak rumah sakit Sentosa.
Hartono, sang suami mengatakan bahwa mereka menyerahkan permasalahan itu setelah selesai dengan Siti Mauliah.
“Saya menyampaikannya, baiknya dari rumah sakit menyelesaikan dulu sama Bu Siti, baru kalau ada perkembangannya baru dikonfirmasi ke kami,” ungkap Hartono.
Dengan pengakuan tersebut, Siti Mauliah bak terkejut lantaran baru mengetahui fakta tersebut sekarang.
Siti menduga jika kedatangan pihak RS Sentosa ke rumah Dian saat dirinya menjalani mediasi ngotot ingin melakukan tes DNA.
“Berarti itu di saat mediasi saya sama rumah sakit meminta ngotot untuk tes DNA yang pertama, berarti bener-bener menyangkal mereka gak mau awal DNA pertama itu,” kata Siti Mauliah.
“Saya baru denger banget ini sekarang, baru denger-denger pihak rumah sakit ikut melobi kasus ini, kok bisa gitu ya,” sambungnya.
Tindakan Rumah sakit yang seolah ‘melobi’ Dian pun membuat Siti menguak pengakuan yang berbeda.
Pasalnya, kepada Siti Mauliah, rumah sakit mengatakan jika pihak keluarga Dian dan Hartono sudah mengikhlaskan bayinya tertukar.
Tak ayal atas pernyataan dari rumah sakit tersebut sempat membuat Siti meradang hingga medatangi kembali Dian.
“Bener-bener itu rumah sakit bohong, mangkanya saya waktu bulan Juni saya datangi ibu Dian ini saya langsung mempertanyakan beliau bener-bener atau tidak apa kata rumah sakit bahwa mereka sudah mengikhlaskan bayinya mau ketuker atau tidak pokoknya sudah gak bermasalah,” terang Siti Mauliah.
Sementara, Dian mengaku dengan tegas tidak pernah memberikan pernyataan mengikhlaskan bayinya tertukar kepada pihak rumah sakit Sentosa.
Bahkan, Dian juga membantah pernyataan rumah sakit yang mengaku diusir saat berkunjung ke rumahnya.
“Enggak, rumah sakit juga dateng cuma sekali, nah bu Siti juga sempet klarifikasi juga ke kita apa bener rumah sakit datang dua kali, terus diusir sampai tengah malem, padahal kita klarifikasi didatengi rumah sakit itu baru sekali, tidak dua kali,” ungkap Dian.
Mendengar hal tersebut, amarah Siti Mauliah bak memuncak menyebut RS sentosa tidak beres.
Siti mengatakan jika yang menyampaikan pernyataan tersebut merupakan Direktur dari RS Sentosa, Margaretha Kurnia.
“Bener-bener gak beres, ibu Ownernya langsung pimpinannya yang ngomong bahwa ibu Dian sudah merelakan bayinya ketuker atau tidak tidak masalah,” tegas Siti.
Awal Mula Siti ke Rumah Dian
Dian, ibu yang bayinya tertukar dengan Siti Mauliah di Bogor mengungkap saat pertama kali didatangi Siti.
Dian mengaku jika dirinya sama sekali tak menyangka akan kedatangan Siti Mauliah.
Saat itu bayinya masih berusia 5 bulan.
Bahkan Dian merasa curiga dengan sosok Siti Mauliah yang mengetahui kediamannya.
Sebab, menurut Dian, pihak rumah sakit tak mungkin membocorkan alamat pasiennya ke sembarang orang.
“Dari awal itu, jadi kita ga tau,” ujar Dian.
“Ketika ibu Siti datang, itu 19 Desember Ibu Siti datang sendiri kerumah tanpa rumah sakit, kebetulan ketemu sama suami dan keluarga kita mempertanyakan ibu darimana? dapat alamat kita darimana? ‘Dari rumah sakit’, kok bisa sih dapat alamat kita dari rumah sakit, itukan jadi tanda tanya kayak masa sih rumah sakit ngasih alamat pasien semudah itu? ‘Iya’ katanya,” cerita Dian di YouTube KompasTV, dikutip Jumat (1/9/2023).
Saat itu Siti terus meyakinkan Dian.
Namun Dian tetap tak percaya dan bahkan meminta keluarganya untuk melapor ke Babinkamtibnas.
“Bu Siti meyakinkan, tapi kita kaya yang masa sih, selalu mempertanyakan, kita yang kayak ga mungkin. Kita sampe panggil orang deh, Bhabinkamtibmas atau RT, karena khawatir,” ujar Dian.
Mendengar hal tersebut, suami Dian, Hartono juga sempat merasa khawatir.
Ia mengaku takut jika pengakuan Siti Mauliah hanyalah modus penipuan untuk mengambil anak mereka.
“Khawatir atau takut ada modus lain dari Ibu Siti itu yang tidak didampimgi pihak rumah sakit. Kita udah pikir aneh, makanya sempet khawatir,” sambung Hartono.
“Kita sempet bingung, itu bingung kenapa orang dateng kerumah dengan menyanyakan seperti itu ada indikasi bayi tertukar sama anak saya, kita jadi sering ngobrol berdua, jadinya stress gitu, kita perjuangan dapet anak tapi kok tiba tiba gitu, menjadikan pikiran buat kita seperti itu,” pungkasnya.
Meski demikian, Hartono maupun Dian tetap yakin jika bayi yang ada di mereka adalah buah hati kandung.
Bahkan usai Siti Mauliah mengaku bayi mereka tertukar, Hartono dan Dian semakin menjaga anak tersebut karena takut.
“Enggak, kita kekeuh dan yakin karena mengikuti SOP dari RS bahwasanya kita yang dengan keadaan yang baik baik saja, makanya kita ga menaruh kecurigaan atau mengamati fisik si anak yang kita asuh, kita enggak, malah justru lebih untuk mengamankan anak ini agar lebih aman,” kata Hartono.
Bakal Laporkan Rumah Sakit Sentosa
RS Sentosa terancam dilaporkan keluarga bayi tertukar usai hasil tes DNA menyatakan 99,9 persen tertukar.
Keluarga Siti Mauliah dan Dian rencananya akan melaporkan segera, namun pihak keluarga memutuskan untuk melakukan mediasi terlebih dahulu dengan Rumah Sakit Sentosa.
Tetapi, bilamana mediasi tersebut tak berjalan dengan apa yang diinginkan maka Siti dan Dian akan melaporkan RS Sentosa ke Polres Bogor.
Sementara itu, mediasai antara dua keluarga bayi tertukar dan RS Sentosa ternyata mengalami kebuntuan.
Baca juga: Sosok Margaretha Kurnia, Bos RS Sentosa Dicecar Hotman Paris Soal Ganti Rugi Kasus Bayi Tertukar
Mediasi yang berlangsung di Mako Polres Bogor pada Rabu (30/8/2023) sore tadi gagal.
Hal itu diungkapkan oleh Kuasa Hukum Dian, Binsar Aritonang.
“Hasil mediasinya terakhir tadi masih belum menemui kesepakatan,” kata Binsar Aritonang, kuasa hukum Ibu D saat ditemui TribunnewsBogor.com di Mako Polres Bogor.
Karena mediasi gagal, maka dari itu pihaknya akan menempuh melalui jalur hukum.
Karena kliennya, ibu Dian dan Siti merupakan korban.
“Namun kami juga akan menempuh sesegera mungkin, akan menempuh upaya-upaya hukum terkait kejadian yang terjadi yang mana kami Ibu S dan Ibu D sebagai korban,” kata Binsar Aritonang.
“Pasti (laporan polisi), kami juga gak berlarut-larut gitu. Untuk terjadinya perdamaian atau mediasi kan tidak perlu menunggu itu juga terlalu lama gitu kan, karena kami di sini juga harus bertanggung jawab terhadap klien kami juga, upaya apa yang akan kami lakukan. Dimana klien kami juga sepakat kita akan melakukan upaya hukum,” ungkap Binsar Aritonang.
Rencananya, Siti Mauliah dikabarkan akan melaporkan pihak Rumah sakit Sentosa hari ini, Jumat, (1/9/2023).
- Nasib Pelaku Bully di Balikpapan, Dibawa ke Polisi Tapi Tak Diproses Hukum, Kepala Disdik Minta Maaf - October 2, 2023
- Heboh Kasus Kopi Sianida,Jessica Wongso Stres Jalani Hukuman Penjara,Ditjen PAS Bobol - October 2, 2023
- Tiktok Shop Masih Bisa Dipakai Jualan atau Tidak? Ini Batas Waktunya - October 1, 2023