Memasuki trimester akhir kehamilan, perasaan deg-degan biasanya bakal menghampiri Bunda karena tak lama lagi akan bertemu buah hati. Di balik perasaan itu, Bunda tak boleh mengabaikan beragam pemeriksaan kehamilan trimester ketiga yang tetap perlu dilakukan.
Pemeriksaan tersebut akan lebih sering dilakukan, mengingat waktu melahirkan semakin dekat. Bunda pun akan lebih sering mengunjungi dokter ataupun bidan, bahkan bisa saja Bunda diminta melakukan pemeriksaan seminggu sekali.
Sebetulnya pemeriksaan yang dilakukan di trimester ketiga ini hampir sama dengan kunjungan Bunda di trimester pertama dan kedua. Namun, di trimester terakhir masa kehamilan ini biasanya dokter atau bidan akan melakukan beberapa evaluasi terhadap Bunda dan janin.
Pemeriksaan Kehamilan Trimester Ketiga yang Harus Dilakukan
Berikut pemeriksaan kehamilan yang perlu dilakukan pada Bunda dan janin menjelang persalinan.
Pemeriksaan Kondisi Janin
Menjelang kelahiran, ada beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan terhadap janin untuk memastikan kesehatannya dan mendeteksi dini masalah tertentu pada janin Bunda.
1. Berat Badan Janin
Meskipun berat badan janin yang pasti belum bisa diketahui, tetapi dokter atau bidan akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memperkirakan BBJ (Berat Badan Janin) melalui beberapa cara. Misal saja pengukuran fundus uteri, USG, dan melalui perhitungan akumulasi berat badan ibu.
Memperkirakan berat badan janin ini sangat penting untuk menentukan metode persalinan. Apalagi jika Bunda ingin melahirkan secara normal, berat badan bayi tidak boleh lebih dari 3 kg karena kalau berlebihan dokter akan menyarankan untuk melakukan operasi caesar.
2. Posisi Janin
Pemeriksaan penting lainnya yang akan dilakukan di trimester ketiga adalah pemeriksaan Manuver Leopold. Dokter dapat mengetahui posisi janin dalam rahim melalui pemeriksaan tersebut, sehingga dapat menyarankan metode persalinan yang sesuai.
Pemeriksaan akan dilakukan melalui 4 tahap, yakni: Mengidentifikasi posisi kepala janin, bokong, tulang belakang, serta anggota geraknya. Jika hasil Manuver Leopold belum cukup jelas, maka dokter atau bidan akan melakukan USG untuk membantu menentukan posisi bayi.
Apabila posisi kepala bayi mengarah ke bagian bawah, itu artinya normal dan ada kemungkinan Bunda bisa melahirkan secara alami. Namun, posisi janin bisa saja sungsang, yakni jika posisi kepalanya berada di atas, sedangkan bokong dan kakinya berada di bawah. Kemungkinan dokter akan mengambil tindakan caesar apabila menjelang HPL posisi janin tidak ada perubahan.
Artikel terkait: Kehamilan Trimester Ketiga, Apa Saja yang Dirasakan Ibu Hamil?
3. Gerakan Janin
Memasuki bulan ketujuh kehamilan, biasanya Bunda akan merasakan gerakan aktif janin dalam kandungan dengan merasakan tendangannya. Melalui pergerakan tersebut, Bunda akan tahu apakah janin sehat atau tidak. Selain itu, dokter ataupun bidan akan melakukan pemeriksaan melalui tes USG dan kardiotokografi untuk memantau gerakan janin.
Bunda juga dapat menghitung gerakan janin sendiri di rumah, caranya adalah dengan meraba perut. Janin biasanya bergerak minimal 10 kali dalam 2 jam setidaknya sekali sehari dan semakin aktif di malam hari. Jika tidak ada pergerakan, mungkin ia sedang tidur, tetapi Bunda bisa membantu membangunkan bayi dengan memberinya rangsangan suara atau cahaya.
4. Skrining Streptokokus Grup B
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi dini gangguan pada bayi yang disebabkan infeksi. Jika Bunda ingin melakukan pemeriksaan ini, perlu mempersiapkan biaya yang lebih. Namun, Bunda bisa tetap berkonsultasi dengan dokter atau bidan tentang keluhan-keluhan yang dirasakan agar bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
5. Detak Jantung Bayi
Memantau detak jantung bayi juga penting dilakukan untuk mengetahui apakah janin dalam kondisi normal atau ada masalah tertentu. Biasanya dokter atau bidan akan melakukan pemeriksaan detak jantung setiap kali Bunda melakukan pemeriksaan. Di trimester ketiga memantau detak jantung menjadi hal yang penting.
Artikel terkait: Kehamilan Trimester Ketiga, Apa Saja Yang Harus Diperhatikan Bumil?
Pemeriksaan Kondisi Bunda
Selain pemeriksaan terhadap janin, di trimester ketiga ini pemeriksaan kondisi Bunda pun perlu dilakukan agar dokter atau bidan mengetahui sejauh mana Bunda siap untuk melakukan proses persalinan.
1. Pemeriksaan Serviks
Jelang persalinan, serviks akan mengalami perubahan karena meningkatnya kadar hormon estrogen. Hal itu menyebabkan jumlah lendir pada serviks meningkat.
Apalagi jika sudah mendekati hari perkiraan lahir, serviks juga akan terbuka sekitar 1-2 cm. Hal ini menandakan bahwa Bunda sudah siap untuk melakukan persalinan.
2. Pemeriksaan Lebar Panggul
Panggul memiliki peran penting dalam proses persalinan sebagai jalan keluarnya bayi. Biasanya pemeriksaan lebar panggul dilakukan pada kehamilan minggu ke-36. Pemeriksaan ini pun wajib Bunda lakukan untuk menentukan metode persalinan.
Jika Bunda ingin melakukan proses persalinan secara normal maka lebar panggulnya harus besar. Sementara jika lebar panggul Bunda kecil, maka kemungkinan kelahiran normal akan sulit dilakukan.
3. Pemeriksaan Urine Lengkap
Pemeriksaan ini pun perlu dilakukan untuk mengetahui kadar gula, protein, dan bakteriuria dalam urine. Salah satu penyakit yang bisa terdeteksi melalui pemeriksaan urine adalah infeksi saluran kemih atau mencegah preeklampsia.
Infeksi yang satu ini cukup membahayakan bagi ibu hamil, sebab dapat meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur. Konsultasikan dengan dokter bila hasil pemeriksaan urine lengkap yang Bunda lakukan menunjukkan kondisi yang positif.
Artikel terkait: Ibu hamil delapan bulan, apa saja gejala yang dirasakan?
4. Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan ini sangat perlu dilakukan oleh Bunda di kehamilan trimester ketiga. Biasanya dokter atau bidan akan meminta Bunda melakukan pemeriksaan darah lengkap untuk mengidentifikasi berbagai macam penyakit, seperti kolesterol, diabetes, hepatitis, asam urat, dan rubella. Melalui tes darah, para tenaga medis juga bisa mengetahui apakah Bunda mengalami anemia atau tidak.
Apalagi jika kehamilan Bunda mengalami gangguan tertentu atau hamil anak kembar, maka pemeriksaan berikut akan dianjurkan:
- Tes Stress Contraction (CST). Pemeriksaan ini penting dilakukan terutama jika Bunda memiliki kehamilan berisiko tinggi. Menggunakan alat monitor fetus, respons detak jantung bayi terhadap kontraksi yang dirangsang oleh oksitosin atau stimulasi pada puting payudara akan diukur. Hal ini dilakukan agar dokter dapat menilai apakah bayi dapat bertahan melalui tekanan pada saat persalinan.
- Tes Non-stress. Pemeriksaan ini ditujukan untuk Bunda yang sedang hamil anak kembar atau ibu hamil yang memiliki diabetes dan tekanan darah tinggi.
Bunda, demikian beragam pemeriksaan kehamilan trimester ketiga yang tidak boleh diabaikan, bahkan wajib dilakukan. Jangan sampai terlewat, ya, ini semua demi kesehatan Bunda dan buah hati.
***
Baca juga:
Mucus Plug, Si Sumbat Lendir yang Punya Peran Penting Selama Kehamilan
Positif COVID-19, Ibu Ini Melahirkan Bayinya Saat Koma
Bumil, Ini 8 Tips Merencanakan Cuti Melahirkan yang Perlu Disimak
- Akhirnya Terungkap Penyebab Siswa SMP di Cilacap Dibully Murid yang Dikenal Ketua Geng,Ternyata - September 28, 2023
- Review Jujur Istri Denny Cagur Saat Makan di Warung Nyak Kopsah, Singgung Soal Rasa hingga Harga Mahal - September 27, 2023
- Tabiat AR Pelaku Bacok Guru MA Yasua Demak Dibongkar Kepsek, Jarang Buat Tugas dan Sulit Dinasihati - September 27, 2023