Jumlah warga Palestina tewas di Gaza akibat serangan Israel mencapai 1900 jiwa. 614 di antaranya adalah anak-anak.
Keterangan itu diungkap Kementerian Kesehatan Gaza pada Jumat (13/10). Serangan Israel ke Gaza dimulai sepekan lalu.
Selain anak-anak, sebanyak 370 wanita terbunuh dalam serangan udara yang sudah masuk hari ke tujuh.
Sementara jumlah korban luka kini mencapai 7.696, demikian dikutip dari AFP.
Kemungkinan besar jumlah korban jiwa akan bertambah. Sebab, Israel masih melanjutkan serangan udara ke Gaza.
Bahkan Israel kini tengah bersiap meluncurkan serangan darat ke Gaza. Israel meminta agar warga sipil mengungsi ke selatan dalam waktu 24 jam dari Jumat kemarin.
Perang Hari Ke-6, Lebih dari 1500 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Israel
Perang antara Israel dan Palestina masuk hari ke-enam pada Jumat (13/10). Jumlah warga Palestina yang menjadi korban jiwa telah melampaui warga Israel.
Dikutip dari Middle East Eye dari keterangan Kementerian Kesehatan Gaza, sebanyak 1.537 warga Palestina tewas akibat serangan Israel.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkap serangan Israel juga membuat 338 ribu warga Gaza mengungsi. Populasi warga Gaza di wilayah kekuasaan Hamas itu mencapai 2 juta orang.
Sedangkan sampai saat ini jumlah warga Israel yang kehilangan nyawa karena serangan mendadak Hamas pada akhir pekan lalu, sebanyak lebih dari 1300 orang.
Jumlah korban luka mau pun jiwa diprediksi akan bertambah. Sebab, pertempuran masih berlanjut.
Angkatan Udara Israel menyatakan, mereka menjatuhkan 6 ribu bom ke Gaza.
Sedangkan Hamas menegaskan, mereka tidak akan melepas sandera bila Israel masih terus menyerang Gaza.
PM Israel soal Serang Jalur Gaza Pakai Infanteri dan Tank: Ini Baru Permulaan
Israel memulai serangan balasan di Jalur Gaza pada Jumat (13/10). Mereka mengerahkan pasukan infanteri dan tank. Ini merupakan serangan pertama dari darat setelah mereka menyerang Hamas di Jalur Gaza menggunakan serangan udara.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan serangan pembalasan baru saja dimulai.
“Kami menyerang musuh-musuh kami dengan kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Netanyahu dikutip dari Reuters.
“Saya tekankan bahwa ini hanyalah permulaan,” tambah dia.
Israel sebelumnya bersumpah akan memusnahkan Hamas setelah mereka diserang pada pekan lalu. Tercatat 1.300 warga Israel tewas di mana sebagian besar merupakan warga sipil.
Setelah serangan Hamas, Israel membombardir Jalur Gaza yang merupakan rumah bagi 2,3 juta warga Palestina. Pihak berwenang Gaza mengatakan 1.900 orang telah tewas.
Israel telah memberi tenggat waktu 24 jam kepada lebih dari satu juta penduduk di bagian utara Gaza untuk mengungsi ke selatan guna menghindari serangan.
Sedangkan Hamas bersumpah akan berjuang sampai titik darah penghabisan dan meminta warga untuk tidak pergi.
Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi-organisasi lain memperingatkan akan terjadi bencana jika banyak orang terpaksa mengungsi.
“Situasi di Gaza telah mencapai titik terendah baru yang berbahaya”, kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
“Kami membutuhkan akses kemanusiaan segera di seluruh Gaza, sehingga kami bisa mendapatkan bahan bakar, makanan, dan air bagi semua orang yang membutuhkan. Bahkan perang pun ada aturannya,” tutur dia.
Pasukan Infanteri dan Tank Israel Mulai Serang Jalur Gaza
Militer Israel mengatakan, pasukan infanteri dan tank mereka telah melakukan serangan di Jalur Gaza pada Jumat (13/10).
Ini merupakan pengumuman pertama Israel setelah mengalihkan serangan dari udara ke operasi darat.
Israel memerintahkan satu juta orang untuk meninggalkan bagian utara Jalur Gaza dalam waktu 24 jam. Sedangkan Hamas meminta mereka tidak pergi.
Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan, pasukan yang didukung oleh tank telah melancarkan serangan untuk menyerang awak roket Palestina.
Sedangkan Hamas berjanji akan berjuang sampai titik darah penghabisan.
“Kami memberi tahu masyarakat di Gaza utara dan Kota Gaza, tetap tinggal di rumah dan tempat Anda,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Hamas, Eyad Al-Bozom, dikutip dari Reuters.
Beberapa warga Gaza ada meninggalkan rumah mereka untuk menghindari serangan gencar Israel. Namun, ada penduduk yang menolak pergi.
“Kematian lebih baik daripada pergi,” kata pemuda 20 tahun bernama Mohammad sembari berdiri di jalan di luar sebuah bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel.
“Saya lahir di sini, dan saya akan mati di sini. Meninggalkan adalah sebuah stigma,” ucap Mohammad.
Beberapa masjid di Gaza menyiarkan pesan: “Pertahankan rumahmu. Pertahankan tanahmu”.
Sejauh ini, pihak berwenang Gaza mengatakan 70 orang tewas dan 200 luka-luka akibat serangan Israel terhadap mobil dan truk yang membawa orang-orang yang melarikan diri dari jalur utara menuju selatan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi lain memperingatkan akan terjadinya bencana jika begitu banyak orang terpaksa mengungsi.
“PBB menganggap gerakan seperti itu tidak mungkin terjadi tanpa konsekuensi kemanusiaan yang buruk,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.
Israel Mulai Kerahkan Tank Menyusul Seruan Pindah bagi Warga Gaza
Militer Israel pada hari Jumat (13/10/2023) menyerukan kepada seluruh warga sipil Kota Gaza yang berjumlah lebih dari 1 juta orang untuk pindah ke selatan dalam waktu 24 jam.
Tak hanya itu, militer Israel juga mengerahkan sejumlah tank menjelang invasi darat yang akan dilakukan setelah serangan dari kelompok Hamas.
“Sekarang adalah waktu untuk perang,” kata Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada Kamis (12/10/2023) ketika pesawat-pesawat tempur Israel terus menggempur Gaza sebagai pembalasan atas serangan akhir pekan oleh militan Hamas yang menewaskan lebih dari 1.300 warga Israel, yang sebagian besar adalah warga sipil.
Militer Israel mengatakan bahwa mereka akan beroperasi secara signifikan di Kota Gaza dalam beberapa hari ke depan dan warga sipil hanya boleh kembali jika disarankan.
Lebih dari 1.500 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan balasan.
“Warga sipil Kota Gaza, mengungsi ke selatan demi keselamatan Anda dan keluarga Anda dan menjauhkan diri dari Hamas yang menggunakan Anda sebagai perisai manusia,” kata militer.
“Hamas bersembunyi di Kota Gaza di dalam terowongan-terowongan di bawah rumah-rumah dan di dalam gedung-gedung yang dihuni oleh warga sipil Gaza yang tak berdosa,” tambahnya.
Seorang pejabat Hamas mendesak warga untuk tidak tertipu oleh apa yang mereka sebut sebagai propaganda palsu.
Sayap militer Hamas kemudian mengatakan bahwa 13 orang di antara puluhan orang yang mereka tawan dari Israel telah terbunuh dalam serangan udara terbaru Israel.
Utusan Palestina untuk Jepang menuduh Israel berusaha untuk menghancurkan Gaza sepenuhnya.
Sementara PBB mengatakan bahwa tidak mungkin pergerakan orang seperti itu terjadi tanpa konsekuensi kemanusiaan yang menghancurkan.
Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, menggambarkan tanggapan PBB terhadap peringatan dini Israel kepada penduduk Gaza sebagai sesuatu yang memalukan.
Israel telah bersumpah untuk memusnahkan kelompok Hamas dan mengatakan bahwa terowongan, kompleks militer, tempat tinggal para perwira senior, dan gudang penyimpanan senjata Hamas termasuk di antara 750 target militer yang diserang dalam semalam.
PM Netanyahu: Bombardir di Gaza Hanya Awal dari Serangan Israel
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (13/10/2023) mengatakan, bombardir sengit oleh pasukan negaranya di Gaza hanya awal dari serangan.
Netanyahu melanjutkan, serangan tersebut adalah tanggapan terhadap gempuran Hamas yang menewaskan 1.300 orang Israel.
Saat puluhan ribu tentara Israel berkumpul di perbatasan Gaza, Netanyahu dalam pidato di televisi berujar, “Saya tidak bisa mengungkapkan apa yang akan terjadi, tapi saya katakan ini hanyalah permulaan.”
Pidato Netanyahu diucapkan beberapa jam setelah militer Israel melakukan serangan lokal di Gaza selama 24 jam terakhir.
Israel juga memerintahkan warga Palestina meninggalkan Kota Gaza dalam waktu 24 jam, sehingga memicu peringatan PBB akan adanya bencana kemanusiaan.
Sementara itu, Netanyahu menegaskan kembali janjinya untuk melawan Hamas.
“Kami akan melawan musuh-musuh kami menggunakan kekuatan tanpa batas,” ujarnya, dikutip dari kantor berita AFP.
Serangan Hamas sejak Sabtu (7/10/2023) juga menyebabkan sekitar 150 warga Israel dan orang asing diculik ke Gaza sebagai sandera.
Otoritas Gaza mengatakan, serangan balasan dan serangan udara Israel menewaskan sekitar 1.800 orang di wilayah yang dikuasai Hamas tersebut.
- Mukjizat Bagiku, Betharia Sonata Nangis Haru Rinoa Cabut Laporan Atas Leon Dozan,Ikhlas Memaafkan - 02/12/2023
- Tipu Muslihat Israel: Minta Warga Khan Younis Mengungsi ke Rafah,Sesampai Sana Mereka Dibombardir - 02/12/2023
- Usai Marah ke Agus Rahardjo, Jokowi Tanya ke Pratikno: Sprindik Itu Apa Toh? - 02/12/2023