Setidaknya 13 warga Israel dan warga asing yang ditawan di sebelah utara Jalur Gaza dilaporkan tewas. Sayap militer Hamas mengatakan, mereka tewas akibat serangan udara Israel sendiri.
Hamas meluncurkan serangan mendadak ke Israel pada Sabtu (7/10) lalu. Serangan itu menewaskan 1200 warga Israel.
Pemerintah Israel menyatakan, Hamas menyandera 150 orang termasuk warga sipil dan aparat keamanan.
Setelah hampir seminggu perang pecah, Brigade Al-Qassam pada Jumat (13/10) mengumumkan kematian sejumlah tawanan.
“Sebanyak 13 tawanan, termasuk warga asing terbunuh di lima lokasi yang menjadi target dari jet tempur Israel,” ucap Brigade al-Qassam dalam keterangannya seperti dikutip dari AFP.
Sampai sekarang Israel masih menggempur Gaza lewat udara. Israel bahkan berencana meluncurkan serangan darat.
Akibat serangan Israel, Hamas menyebut 1.500 lebih orang tewas. Sebanyak 500 di antaranya adalah anak-anak.
“Jika Genset Mati, Rumah Sakit di Gaza Akan Jadi Kuburan Massal”
Seiring semakin hancurnya wilayah Jalur Gaza akibat serangan udara Israel, suasana penuh kekacauan di dalam Rumah Sakit Al-Shifa menjadi pengingat yang suram akan situasi di sana.
Fasilitas kesehatan yang kini menjadi suaka di tengah reruntuhan kota itu sedang bergulat menghadapi krisis yang mengancam, yaitu pemadaman listrik yang bisa merenggut banyak nyawa.
Kepala Departemen Neonatal RS Al-Shifa, Nasser Bulbul, menggambarkan dengan tajam situasi itu.
“Jika terjadi pemadaman listrik, bencana akan terjadi dalam waktu lima menit,” ujarnya, Kamis (12/10/2023).
Nasser Bulbul, menjelaskan bahwa sebagian besar kasus di unit neonatal bergantung pada aliran listrik dan sebagian besar dari mereka bergantung pada sistem pernapasan buatan.
Serangan tak berkesudahan ke Jalur Gaza meninggalkan jejak kehancuran.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban tewas di Jalur Gaza telah melampaui 1.417 orang.
Jumlah mengenaskan itu mencakup perempuan, anak-anak, wartawan, petugas medis hingga pegawai PBB.
Serangan Israel sendiri dilakukan setelah kelompok Hamas meluncurkan serangan mendadak ke Israel pada Sabtu (7/10/2023).
Gawatnya situasi di Jalur Gaza terlihat jelas, di mana fasilitas kesehatan hanya mampu beroperasi hingga tiga atau empat hari ke depan dengan bahan bakar yang masih tersisa, kata para pejabat.
Direktur jenderal Kompleks Kedokteran Al-Shifa, Mohammad Abu Silmiya, mengatakan, “Jika genset mati, rumah sakit ini akan menjadi kuburan massal”.
Ia mengatakan bahwa lebih dari 120 pasien luka terhubung pada mesin ventilator.
Sementara, ada 1.000 pasien yang menjalani dialisis (cuci darah) dan 50 bayi prematur dalam inkubator.
“(Jika krisis berlajut) Semua pasien ini pasti meninggal,” tambah Silmiya.
Militer Israel Perintahkan Semua Penduduk Kota Gaza Tinggalkan Rumah dan Pergi ke Selatan
Militer Israel pada Jumat (13/10/2023) menyerukan kepada seluruh penduduk Kota Gaza untuk meninggalkan rumah mereka dan menuju ke selatan demi keselamatan mereka sendiri.
“IDF (Pasukan Pertahanan Israel) menyerukan evakuasi semua warga sipil Kota Gaza dari rumah mereka ke arah selatan demi keselamatan dan perlindungan mereka sendiri, serta pindah ke daerah selatan Wadi Gaza seperti yang ditunjukkan pada peta,” kata Militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Disebutkan, pada hari-hari berikutnya, IDF akan terus beroperasi secara signifikan di Kota Gaza dan melakukan upaya ekstensif untuk menghindari kerugian terhadap warga sipil.
“Hamas mengobarkan perang melawan Negara Israel dan Kota Gaza merupakan wilayah di mana operasi militer berlangsung,” kata Militer Israel, sebagaimana dikutip dari Kantor berita AFP.
Pernyataan dari Militer Israel tersebut juga disiarkan oleh sejumlah media internasional lainnya.
“Hamas bersembunyi di Kota Gaza di dalam terowongan di bawah rumah-rumah dan di dalam gedung-gedung yang dihuni oleh warga sipil tak berdosa,” kata pernyataan Militer Israel, sebagaimana diberitakan Al Jazeera.
Militer Israel menyampaikan penduduk Kota Gaza akan dapat kembali ke kota mereka hanya jika ada pengumuman lain yang mengizinkan.
“Jangan mendekati area pagar keamanan dengan Negara Israel,” kata Militer Israel.
Sebelumnya, pada Kamis (12/10/2023), Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyampaikan, “Sekarang adalah waktunya untuk berperang”.
Pernyataannya keluar ketika pesawat tempur Israel terus menggempur Gaza sebagai pembalasan atas serangan Hamas pada akhir pekan lalu.
Israel Minta Warga Gaza Kabur ke Selatan, PBB Khawatirkan Serangan Darat
Militer Israel memberi tahu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengevakuasi warga sipil Gaza ke selatan dalam waktu 24 jam. Diduga Israel akan segera meluncurkan serangan darat ke wilayah kekuasaan Hamas itu.
Informasi itu diungkap jubir PBB Stephane Dujarric pada Jumat (13/10). Militer Israel belum menyampaikan informasi resmi terkait perintah evakuasi warga sipil di Gaza.
Meski demikian, tank dan pasukan cadangan Israel telah berada di perbatasan Gaza. Israel pun masih terus menggempur Gaza lewat udara.
“PBB mempertimbangkan mustahil langkah itu dilakukan tanpa ada konsekuensi kemanusiaan besar,” ucap Dujarric seperti dikutip dari Reuters.
“PBB meminta dengan tegas jika perintah itu benar, maka harus dibatalkan, ini untuk menghindari hal dapat mengubah situasi tragedi menjadi malapetaka,” sambung dia.
Perang antara Israel dan Hamas pecah pada akhir pekan lalu. Serangan mendadak Hamas menyebabkan 1300 warga Israel tewas.
Serangan mendadak Hamas direspons Israel dengan meluncurkan serangan udara. Israel turut mengepung Gaza dan memutus aliran listrik dan air.
Saat ini sebanyak 1.500 warga Palestina tewas akibat serangan Israel itu.
Perang Hari Ke-6, Lebih dari 1500 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Israel
Perang antara Israel dan Palestina masuk hari ke-enam pada Jumat (13/10). Jumlah warga Palestina yang menjadi korban jiwa telah melampaui warga Israel.
Dikutip dari Middle East Eye dari keterangan Kementerian Kesehatan Gaza, sebanyak 1.537 warga Palestina tewas akibat serangan Israel.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkap serangan Israel juga membuat 338 ribu warga Gaza mengungsi. Populasi warga Gaza di wilayah kekuasaan Hamas itu mencapai 2 juta orang.
Sedangkan sampai saat ini jumlah warga Israel yang kehilangan nyawa karena serangan mendadak Hamas pada akhir pekan lalu, sebanyak lebih dari 1300 orang.
Jumlah korban luka mau pun jiwa diprediksi akan bertambah. Sebab, pertempuran masih berlanjut.
Angkatan Udara Israel menyatakan, mereka menjatuhkan 6 ribu bom ke Gaza.
Sedangkan Hamas menegaskan, mereka tidak akan melepas sandera bila Israel masih terus menyerang Gaza.
- Mukjizat Bagiku, Betharia Sonata Nangis Haru Rinoa Cabut Laporan Atas Leon Dozan,Ikhlas Memaafkan - 02/12/2023
- Tipu Muslihat Israel: Minta Warga Khan Younis Mengungsi ke Rafah,Sesampai Sana Mereka Dibombardir - 02/12/2023
- Usai Marah ke Agus Rahardjo, Jokowi Tanya ke Pratikno: Sprindik Itu Apa Toh? - 02/12/2023